Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gapeka 2025: Transformasi Transportasi Kereta Api dan Tantangan yang Harus Ditaklukkan

29 Januari 2025   07:17 Diperbarui: 28 Januari 2025   22:44 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi tanpa kesiapan adalah risiko, kesiapan tanpa strategi adalah kegagalan. Gapeka adalah terobosan yang menantang.|Foto: KAI/keretaapikita

Namun, setiap transformasi besar membawa risiko yang harus dikelola dengan cermat agar manfaatnya tidak berubah menjadi bencana. Tiga aspek utama yang perlu dikaji dalam implementasi Gapeka 2025 adalah risiko operasional, keselamatan, serta kebijakan publik dan komunikasi.

1. Risiko Operasional: Infrastruktur dan Efisiensi Sistem

Kesiapan Jalur dan Keandalan Sistem Persinyalan
Peningkatan kecepatan perjalanan menuntut kesiapan jalur rel dan sistem persinyalan yang lebih andal. Jika infrastruktur tidak ditingkatkan sejalan dengan perubahan ini, risiko bottle-necking atau kemacetan di jalur-jalur tertentu akan meningkat. Selain itu, kemungkinan terjadi gangguan teknis pada sistem persinyalan juga perlu diwaspadai karena bisa mengganggu keseluruhan jadwal perjalanan.

Keseimbangan Supply-Demand dan Integrasi Moda
Perubahan jadwal dan peningkatan frekuensi perjalanan harus sejalan dengan kebutuhan pasar dan ketersediaan moda transportasi pendukung. Konektivitas dengan layanan KRL, KA Bandara, dan Whoosh harus dirancang dengan matang agar tidak terjadi ketimpangan antara supply dan demand, yang dapat mengakibatkan kepadatan berlebih atau layanan yang kurang optimal.

2. Risiko Keselamatan: Kecepatan dan Perlindungan Penumpang

Kecepatan Lebih Tinggi, Risiko Lebih Besar
Peningkatan kecepatan hingga 120 km/jam tentu menawarkan keuntungan berupa perjalanan yang lebih cepat. Namun, konsekuensinya adalah potensi kecelakaan yang lebih fatal jika sistem keselamatan tidak diperketat. Faktor-faktor yang harus diperhatikan meliputi standar perlintasan sebidang, sistem rem darurat, serta kesiapan petugas di lapangan.

Peningkatan Standar Pemeliharaan dan Pelatihan Personel
Kecepatan tinggi membutuhkan pengawasan teknis yang lebih ketat. Petugas operasional harus mendapatkan pelatihan intensif dalam menangani situasi darurat. Begitu juga dengan sistem pemeliharaan jalur, tentu harus mengadopsi standar keselamatan internasional agar risiko kecelakaan dapat diminimalisir.

3. Kebijakan Publik dan Komunikasi: Transparansi dan Adaptasi

Strategi Sosialisasi yang Efektif
Banyak penumpang masih belum sepenuhnya memahami perubahan besar dalam Gapeka 2025. Jika komunikasi publik tidak dikelola dengan baik, perubahan ini bisa menimbulkan kebingungan massal, terutama bagi penumpang reguler yang sudah terbiasa dengan jadwal lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan kampanye edukasi yang masif. Baik melalui media digital, aplikasi mobile, maupun petugas informasi di stasiun-stasiun utama.

Evaluasi Berkala untuk Respons Pasar yang Cepat
Sebuah kebijakan transportasi tidak bisa dianggap final tanpa adanya evaluasi berkala. Oleh karena itu, dalam enam bulan pertama penerapan Gapeka 2025, harus ada audit dan penyesuaian berdasarkan data real-time mengenai efektivitas jadwal baru dan kebutuhan penumpang.

Strategi Pengembangan: Kunci Keberhasilan Gapeka 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun