2. Bangun Komunikasi yang Solid
Komunikasi adalah kunci utama dalam kepemimpinan. Supervisi yang efektif melibatkan kemampuan untuk:
1. Mendengarkan dengan empati, juga untuk memahami sebelum difahami.
2. Menyampaikan arahan dengan jelas, tepat, dan tidak bias.
3. Memberikan umpan balik yang konstruktif apa adanya.
Contoh best practice terkait ini bisa kita temukan di Google. Supervisor disana, dilatih untuk melakukan sesi feedback reguler yang spesifik dan mendalam. Teknik ini, yang dikenal sebagai "GROW Coaching Model", terbukti meningkatkan kepuasan kerja tim sebesar 30% dan mempercepat pencapaian target proyek sebesar 25%.
Contoh lain, Supervisor Area di Matahari Dept Store misalnya, setiap pagi sebelum aktivitas bekerja supervisor memberikan arahan, saran dan masukan tidak lebih selama 10 menit. Apa yang disampaikan bianya cukup satu hingga 3 topik. Bisa terkait evaluasi peak season, bisa juga masalah-masalah lainnya. Seperti memberi informasi departemen merchandise mana yang pencapaian targetnya sudah on track, dibawah target, atau yang melampaui target. Kadang meeting ini juga menyampaikan program baru promosi, persiapan stock opname, membahas angka kehilangan dan stock di stockroom, hingga temuan tim mistery shopper terkait customer service.
Hal yang sama, juga dilakukan oleh Supervisor lainnya. Seperti Supervisor SDM, Supervisor Visual Merchandise, Supervisor Ekspedisi dan Security, Supervisor Customer Service, dan Supervisor Maintenane.
3. Kelola Konflik dengan Bijak
Konflik dalam tim adalah hal yang tak terhindarkan. Sebagai supervisor, tugas Anda adalah menjadi mediator yang adil. Hindari mengambil sisi tertentu, dan fokuslah pada solusi yang membawa manfaat bagi semua pihak.
Sebuah penelitian oleh Gallup pada 2020 menunjukkan bahwa supervisor yang mampu menangani konflik secara efektif dapat mengurangi turnover karyawan hingga 50%. Studi ini menyoroti pentingnya komunikasi terbuka dan pendekatan yang berpusat pada solusi dalam mengelola konflik.
Sikap yang matang, bersabar saat mendengar setiap keluhan, dan tetap bijak mensikapi masalah di lapangan, sudah jadi tuntutan standar bagi seorang supervisor.
4. Delegasikan dengan Cerdas