1. Future-Focused Leadership (Kepemimpinan Berwawasan Masa Depan) – Nakhoda KapalÂ
Nakhoda kapal memegang peran penting dalam menentukan arah, membaca peta, dan memprediksi cuaca. Begitu pula pemimpin organisasi harus memiliki visi jauh ke depan dan kemampuan untuk mengarahkan tim melewati tantangan. Contoh nyata adalah Satya Nadella, CEO Microsoft, yang berhasil mengarahkan perusahaannya menuju transformasi digital dengan visi yang jelas dan eksekusi yang konsisten.
2. Resilience to Adversity (Ketahanan terhadap Kesulitan) – Lambung KapalÂ
Lambung kapal dirancang untuk bertahan menghadapi ombak besar dan badai. Demikian pula, organisasi seperti Toyota menunjukkan ketahanan luar biasa saat menghadapi krisis global, dengan strategi manajemen risiko yang matang dan kemampuan untuk bangkit lebih kuat setelah krisis.
3. A Culture of Continuous Learning (Budaya Belajar Berkelanjutan) – Kru Kapal yang TerlatihÂ
Kru kapal terus berlatih dalam simulasi darurat dan teknologi terbaru. Begitu pula organisasi seperti Google yang terkenal dengan budaya belajarnya, di mana karyawan didorong untuk terus mengembangkan keterampilan dan berinovasi tanpa henti.
4. Decentralized Decision-Making (Pengambilan Keputusan Terdesentralisasi) – Tim di Berbagai PosisiÂ
Setiap kru di kapal pesiar memiliki otoritas untuk mengambil keputusan cepat sesuai dengan posisinya. Perusahaan seperti Spotify menerapkan model squad, di mana tim kecil memiliki otonomi untuk mengambil keputusan strategis dengan cepat.
5. Integrated and Responsive System (Sistem yang Terintegrasi dan Responsif) – Sistem Navigasi dan Komunikasi KapalÂ
Sistem navigasi kapal memastikan koordinasi yang efisien di seluruh bagian. Amazon, dengan sistem logistik dan rantai pasok yang terintegrasi, mampu merespons perubahan pasar dengan cepat dan presisi.
6. Balance of Innovation and Risk (Keseimbangan Inovasi dan Risiko) – Sistem Stabilizer KapalÂ