Apa jadinya jika korupsi dijadikan mata pelajaran wajib di sekolah? Mungkin nilai rata-rata ujian nasional akan meningkat drastis. Tapi, janganlah seperti itu karena bisa jadi korupsi akan jadi mata pelajaran favorit nanti!
Janganlah berpikir seperti itu. Cobalah lebih cerdas cari alternatif lain yang terencana, masif, dan sistemik. Biar jadi ide yang bagus untuk dijual saat nyalon jadi pemimpin dadakan nanti.
Lalu, apakah korupsi di negeri ini sudah dianggap sebagai warisan budaya yang tak terpisahkan? Sehingga sulit untuk dihilangkan?
Benarkah kini bahwa kita semua memasuki situasi darurat untuk memiliki undang-undang perampasan asset? Masalahnya, kepada siapa kita akan mengadu? Masa ada yang bilang, "Coba kita bertanya, pada rumput yang bergoyang..."
Tak hanya itu, masih perlukah ada riset tokoh terkorup dunia? Bagaimana kalau dibikin juga kategori-kategorinya? Misalnya, tokoh terkorup terbesar dengan hukuman teringan dan senyum menawan? Atau, tokoh raja terkorup di dunia? Atau juga, keluarga politisi terkorup di dunia?
Refleksi Sosial Ala Gaya Kekinian
Satu hal yang sudah jelas: Korupsi di negeri ini sudah level dewa. Para koruptornya kayak sultan yang enggak takut miskin, karena duitnya udah aman di luar negeri. Melenggang keluar pengadilan dengan senyum menawan, tanpa borgol di tangan. Padahal, kalau mau. Itu uang bisa diburu, meski kabur dan disimpan di Antariksa.
Dulu, kita diajarin untuk jujur, tapi sekarang kayaknya kejujuran itu udah jadi barang langka. Apalagi kalau udah nyangkut duit negara.
Ah, Korupsi Itu Memang Humor yang Nyeleneh
Buktinya, kalau ada lomba makan korupsi, pasti wakil dari negeri ini juara umum. Soalnya udah pengalaman dari dulu. Bersaing ketat dengan negeri sebelah yang bernama Wakanda, Konoha, dan negeri Huhuhaha.
Solusinya, mungkin kita perlu bikin undang-undang baru, yaitu Undang-Undang Pelarangan Korupsi. Biar lebih tegas, jelas, dan tuntas. Tas, tas, tas....