Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tidur di Kasur Ijuk, Hati di Singgasana Langit: Kesederhanaan Rasulullah yang Menggetarkan Jiwa

1 Januari 2025   06:03 Diperbarui: 31 Desember 2024   05:31 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesederhanaan adalah kemewahan hati yang hanya dimiliki oleh mereka yang dekat dengan Allah.|Foto: republika.id

"Kesederhanaan adalah kekuatan. Kesederhanaan bukanlah tanda kekurangan, melainkan pilihan bijak dari hati yang kaya akan iman dan penuh kesadaran akan hakikat dunia yang fana."

Di tengah hingar-bingar peradaban yang mengukur kesuksesan dengan kemewahan dan kejayaan dengan gemerlap materi, ada sebuah kisah yang tak lekang oleh waktu. Yaitu tentang seorang pemimpin agung yang hidup dengan penuh kesederhanaan. Beliau bukan hanya seorang Rasul, tetapi juga pemimpin negara, panglima perang, dan teladan bagi seluruh umat manusia.

Namun, di balik semua kedudukan dan kehormatan itu, beliau memilih untuk tidur di atas kasur sederhana yang diisi ijuk sabut, bukan di atas singgasana emas atau permadani sutra.

Mengapa Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam, yang memiliki akses kepada segala kekayaan dunia, justru memilih hidup dalam kesederhanaan yang begitu mendalam? Apakah kesederhanaan ini hanya kebetulan, atau ada hikmah besar yang tersembunyi di balik pilihan beliau?

Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana kesederhanaan Rasulullah bukan sekadar gaya hidup, tetapi sebuah filosofi yang menjadi cermin bagi kita semua dalam memahami hakikat kehidupan dunia dan tujuan akhirat.

Kasur dari Ijuk Sabut: Cermin Kesederhanaan Sejati

Diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata:
"Tempat tidur Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dari kulit yang diisi dengan ijuk sabut" (HR. Bukhari dan Muslim).

Gambaran ini begitu menyentuh hati. Rasulullah, seorang pemimpin yang disegani dan dicintai, tidur di atas kasur yang begitu sederhana. Kulit yang diisi dengan ijuk sabut dan dedaunan menjadi tempat beliau beristirahat setelah seharian berdakwah, memimpin umat, dan memikirkan kemaslahatan dunia dan akhirat mereka. Padahal, pada masa itu, harta dari berbagai penjuru mulai mengalir ke Madinah. Jika Rasulullah menghendaki, beliau bisa saja memilih permadani sutra atau kasur empuk yang nyaman. Namun, kesederhanaan itulah yang dipilihnya.

Inilah teladan yang seharusnya direnungkan oleh kita semua, terutama oleh para pemimpin yang hari ini diberi amanah besar. Kesederhanaan Rasulullah bukanlah karena ketidakmampuan, melainkan sebuah pilihan sadar yang lahir dari kedalaman iman dan kesadaran akan hakikat dunia yang fana.

Tangisan Umar bin Khattab: Sebuah Kesaksian Abadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun