Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

7 Isu Utama Oplah Pertanian di Indonesia: Tantangan dan Solusi Berbasis Inovasi

24 Desember 2024   07:03 Diperbarui: 23 Desember 2024   22:12 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solusinya, pemerintah perlu memperluas program pelatihan berbasis keterampilan. Termasuk didalamnya adalah dengan membentuk pusat penyuluhan pertanian terpadu di setiap daerah.

7. Validasi Data Pertanian: Basis Pengambilan Keputusan yang Akurat 

Data yang tidak valid atau ketinggalan zaman sering kali menjadi hambatan dalam perencanaan program pertanian yang efektif. Akibatnya, banyak kebijakan yang tidak tepat sasaran. 

Untuk mengatasi hal ini, solusinya adalah dengan mengedepankan pengembangan sistem digitalisasi pertanian. Termasuk penggunaan teknologi seperti IoT (Internet of Things) dan blockchain untuk validasi data, harus dipercepat.

Best Practice: Studi Kasus dari Vietnam dan Belanda

Vietnam sukses dalam program intensifikasi lahan pertanian dengan memaksimalkan irigasi dan dukungan teknologi tepat guna. Sementara itu, Belanda, meskipun memiliki keterbatasan lahan, berhasil menjadi salah satu eksportir produk pertanian terbesar di dunia dengan teknologi canggih dan kebijakan yang efektif.

Kesimpulan

"Optimalisasi lahan bukan sekadar soal mengolah tanah, tetapi tentang menanam harapan, memanen kesejahteraan, dan memastikan masa depan pangan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang."

Mengatasi tujuh isu utama dalam program OPLAH memerlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang sistematis, berbasis data yang valid, dan dukungan teknologi modern, Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun