Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Ngerumpi Bisa Merusak Kebahagiaan Anda dan Keluarga?

20 Desember 2024   05:32 Diperbarui: 20 Desember 2024   05:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diam itu kemuliaan, berbicara bijak itu keutamaan.|Foto: Reddit.com

Agar terhindar dari bahaya ngerumpi, beberapa langkah dapat diambil:

1. Luruskan niat dalam bertetangga.
Setiap kunjungan ke tetangga harus didasari oleh niat yang jelas, seperti membantu atau menjalin silaturahmi. Setelah tujuan selesai, sebaiknya segera kembali ke rumah untuk menghindari pembicaraan yang melampaui batas.

2. Hindari lingkungan yang berpotensi mengarah pada ngerumpi.
Berkumpullah dengan teman-teman yang mengingatkan kepada kebaikan. Suami sebagai pemimpin rumah tangga juga memiliki peran penting untuk membimbing istrinya memilih pergaulan yang sehat.

3. Isi waktu dengan kegiatan yang produktif.
Daripada menghabiskan waktu dengan berbicara tanpa tujuan, isi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti membaca Al-Qur'an, membaca buku agama, mendengarkan kajian, atau belajar keterampilan baru.

4. Peran Suami yang arif dan bijaksana.
Seorang suami sholeh harus mampu mengingatkan istrinya dengan cara yang lembut ketika melihat adanya kebiasaan berbicara berlebihan. Komunikasi yang baik antara suami dan istri sangat penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.

Menjadikan Lisan Sebagai Ladang Amal

Ngerumpi adalah kebiasaan yang terlihat sepele tetapi dapat membawa banyak keburukan. Islam mengajarkan kita untuk menjaga lisan agar terhindar dari dosa-dosa yang merugikan dunia dan akhirat. Dengan menjaga lisan, wanita tidak hanya melindungi dirinya sendiri dari ghibah tetapi juga menjaga keluarganya dari konflik yang merusak.

Mari kita jadikan setiap kata yang keluar dari lisan sebagai ladang amal yang memberatkan timbangan kebaikan kita di akhirat. Semoga Allah senantiasa memberikan taufik kepada kita semua untuk menjaga lisan dan menjauhkan diri dari pembicaraan yang sia-sia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun