Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Work Ethic dan Keberlanjutan: Menyeimbangkan Pertumbuhan dan Tanggung Jawab Sosial

20 Desember 2024   08:31 Diperbarui: 17 Desember 2024   20:24 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun manfaatnya jelas, mengadopsi work ethic berbasis keberlanjutan menghadapi berbagai tantangan:

* Prioritas bisnis yang bertentangan. Tekanan untuk mencapai laba jangka pendek sering kali mengalahkan komitmen keberlanjutan.
* Kurangnya edukasi. Banyak pekerja dan pemimpin belum memahami pentingnya keberlanjutan dalam pekerjaan sehari-hari.
* Tekanan pasar. Kompetisi yang ketat mendorong efisiensi biaya tanpa memperhatikan dampak jangka panjang.

Namun, tantangan ini bukan alasan untuk menyerah. Sebaliknya, mereka adalah peluang untuk menciptakan pendekatan baru yang lebih inovatif.

Strategi untuk Meningkatkan Work Ethic Berbasis Keberlanjutan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, organisasi membutuhkan langkah-langkah strategis yang terintegrasi:

* Edukasi dan pelatihan. Meningkatkan kesadaran dan keterampilan karyawan melalui program pelatihan. Contohnya, Unilever's "Sustainable Living Plan" berhasil melibatkan ribuan karyawan dalam inisiatif keberlanjutan.
* Kepemimpinan yang menginspirasi. Pemimpin harus menjadi teladan. CEO Patagonia, misalnya, secara konsisten menunjukkan komitmen pada bahan daur ulang dan keberlanjutan produk.
* Kebijakan yang mendukung. Merancang kebijakan internal seperti penggunaan energi terbarukan, sertifikasi lingkungan, dan insentif bagi karyawan yang berkontribusi pada keberlanjutan.

Dimensi Multidisiplin: Melibatkan Ilmu Psikologi, Ekonomi, dan Teknologi

Keberhasilan integrasi work ethic dan keberlanjutan memerlukan pendekatan multidisiplin:

* Psikologi. Meningkatkan kesadaran melalui kampanye yang menggugah rasa tanggung jawab karyawan terhadap lingkungan dan masyarakat.
* Ekonomi. Mengadopsi prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) untuk menarik investor yang menghargai keberlanjutan.
* Teknologi. Memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk memantau dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi operasional.

Best Practices: Inspirasi dari Perusahaan Terkemuka

* Patagonia telah memproduksi pakaian dari bahan daur ulang sekaligus memberdayakan komunitas lokal.
* Tesla mendorong inovasi teknologi dengan fokus pada energi terbarukan.
* Interface, Inc., melalui inisiatif "Mission Zero," perusahaan ini telah menghapus dampak negatif lingkungan dari operasional mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun