Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Tawa Berlebihan Menjadi Racun bagi Hati

14 Desember 2024   07:12 Diperbarui: 14 Desember 2024   07:12 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tawa berlebihan mematikan hati, tangis keinsafan melembutkan jiwa. |Image: bing.com

"Tawa adalah penyegar, tetapi terlalu banyak tawa bisa mengeraskan hati. Jadikan hati lembut dengan tangis keinsafan dan zikir kepada Allah.

Tertawa ibarat bumbu dalam kehidupan. Ia diperlukan sebagai penyegar di tengah hiruk-pikuk dunia yang penuh kesibukan. Bahkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, teladan terbaik umat, tak jarang tersenyum, tertawa, dan bercanda dengan para sahabatnya. Namun, sebagaimana garam yang berlebihan dapat merusak rasa makanan, tertawa yang berlebihan pun dapat membawa dampak negatif bagi hati.

Batas-Batas Tertawa Menurut Teladan Rasulullah

Dalam berbagai riwayat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunjukkan contoh bercanda yang penuh hikmah. Salah satunya adalah kisah beliau dengan seorang nenek tua yang meminta doa agar bisa masuk surga. Rasulullah dengan bijak bercanda, "Sesungguhnya surga tidak dimasuki oleh nenek tua." Mendengar ini, si nenek menangis, namun Rasulullah segera menjelaskan maksudnya: di surga, semua penghuni akan menjadi muda kembali, sebagaimana firman Allah:

"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya." (QS Al-Waqi'ah: 35-37)

Bercanda dan tertawa diperbolehkan, namun dalam batasan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan, "Janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati." (HR. Tirmidzi).

Mengapa Tertawa Berlebihan Dapat Mengeraskan Hati?

Hati adalah pusat dari iman dan kesadaran. Ketika hati keras, ia menjadi sulit menerima kebenaran, terhalang dari kelembutan, dan tertutup dari nasihat yang baik. Kehidupan dunia bukanlah untuk dihabiskan dengan tawa yang berlebihan. Dunia ini adalah tempat menanam amal untuk akhirat, bukan panggung hiburan tanpa akhir.

Sebagai manusia beriman, kita perlu menyadari betapa rapuhnya nasib kita. Rasulullah bersabda, "Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR. Muslim). Pernyataan ini membuat para sahabat menangis tersedu-sedu, membuktikan betapa mendalamnya kesadaran mereka akan tanggung jawab akhirat.

Kebahagiaan Hakiki: Ketentraman Hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun