Contoh lain adalah Arvind Krishna, CEO IBM, yang menggunakan self value-nya untuk memperkuat visi perusahaan dalam teknologi berbasis etika. Ketika Krishna memimpin transformasi IBM ke teknologi berbasis AI yang bertanggung jawab, ia memanfaatkan nilai dirinya untuk memastikan kepercayaan tetap menjadi inti inovasi perusahaan.
Pemimpin dengan reputasi yang kokoh mampu memengaruhi industri dan membangun citra organisasi sebagai kekuatan positif dalam masyarakat.
Self Value sebagai Penggerak Dampak Positif
Pemimpin yang menghargai nilai dirinya memiliki dampak positif yang signifikan:
1. Memberdayakan Tim
Menurut survei McKinsey (2022), tim yang dipimpin oleh pemimpin dengan self value tinggi 50% lebih produktif karena mereka merasa diberdayakan dan dihargai.
2. Keputusan yang Berlandaskan Etika
Pemimpin dengan nilai diri yang kuat mengutamakan prinsip moral dalam setiap keputusan, mengurangi risiko reputasi organisasi.
3. Keteladanan yang Menginspirasi
Mereka menjadi teladan, memotivasi tim untuk tumbuh melalui contoh nyata, seperti pendekatan kolaboratif dan empati.
Strategi Praktis untuk Mengembangkan Self Value
Untuk membangun self value yang kokoh, pemimpin eksekutif dapat menerapkan langkah-langkah berikut:
1. Refleksi Diri Mendalam
Luangkan waktu untuk bertanya: Apa nilai inti saya? Bagaimana saya ingin dikenang? Jika engkau meninggal besok, engkau ingin dikenal sebagai apa? Hal ini membantu pemimpin tetap otentik di tengah tekanan.
2. Pelatihan Self-Awareness
Ikuti program pengembangan diri seperti Search Inside Yourself Leadership Institute yang diterapkan di Google, yang menggabungkan teknik mindfulness dengan kepemimpinan.