Langkah Praktis Membentuk Self-Confidence
1. Kenali dan manfaatkan kekuatan diri. Luangkan waktu untuk mengenali keahlian Anda. Misalnya, seorang manajer pemasaran yang unggul dalam analisis data bisa memanfaatkan keahlian ini untuk mendukung keputusan berbasis fakta. Dokumentasikan keberhasilan kecil maupun besar untuk memperkuat rasa percaya diri.
2. Hadapi tantangan baru secara bertahap. Jangan ragu untuk keluar dari zona nyaman. Misalnya, ambil peran dalam proyek lintas departemen untuk melatih kemampuan memimpin di luar keahlian utama Anda. Langkah ini membantu membangun keberanian secara bertahap.
3. Bangun Growth Mindset. Lihat kegagalan sebagai pembelajaran. Jeff Bezos, pendiri Amazon, pernah menyatakan bahwa keberanian untuk gagal adalah salah satu pilar inovasi. Ia bahkan menyebut kegagalan sebagai “bahan bakar” untuk mencapai terobosan baru.
Strategi Memperkuat Self-Worth
1. Refleksi diri secara berkala. Gunakan waktu untuk merenungkan nilai-nilai pribadi dan sejauh mana tindakan Anda mencerminkan nilai-nilai tersebut. Ini membantu memastikan setiap keputusan Anda tetap autentik.
2. Hargai diri sendiri. Akui kontribusi yang telah Anda berikan, baik dalam proyek maupun interaksi tim. Misalnya, jika Anda berhasil menyelesaikan konflik antaranggota tim, beri apresiasi kepada diri sendiri atas keberhasilan ini.
3. Lingkungan yang mendukung. Studi dari American Psychological Association menunjukkan bahwa memiliki mentor atau jaringan profesional yang mendukung meningkatkan nilai diri hingga 35%. Bergabunglah dalam komunitas profesional untuk mendapatkan perspektif baru.
Studi Kasus: Kepemimpinan yang Berakar pada Self-Confidence dan Self-Worth
Lisa, seorang manajer operasional di perusahaan teknologi, pernah menghadapi dilema besar saat harus memutuskan untuk mengotomasi proses kerja yang berpotensi mengurangi jumlah staf. Ia ragu, takut mengambil keputusan yang salah.
Dengan bimbingan mentor, Lisa mengidentifikasi kekuatan dirinya dalam menganalisis dampak perubahan. Ia memutuskan untuk mengadakan dialog terbuka dengan timnya, menjelaskan manfaat otomatisasi sambil menawarkan program pelatihan ulang. Keputusan ini tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemimpin tetapi juga meningkatkan kepercayaan tim terhadapnya.