3. Pecahkan Kebekuan dengan Humor Ringan
Humor adalah bahasa universal yang dapat mencairkan suasana canggung. Namun, gunakan dengan bijak. Hindari lelucon yang berpotensi sensitif atau menyinggung. Sebagai alternatif, gunakan humor situasional. Misalnya, jika Anda terlambat karena hujan deras, Anda bisa berkata, “Sepertinya saya lebih cocok jadi pembawa berita cuaca, daripada tamu hari ini.” :-))
Menurut penelitian psikologi komunikasi, humor meningkatkan pelepasan dopamin, yang dapat membantu menciptakan suasana positif.
Humor juga bisa diterjemahkan melalui memes atau referensi budaya populer, terutama dalam konteks percakapan di media sosial. Jadi, tak ada salahnya kita juga berlatih dengan menggunakan humor-humor kecil. Bisa pantun humor, tebak-tebakan lucu, dan humor menggelikan lainnya.
4. Kuasai Seni Menutup Percakapan
Setiap pertemuan meninggalkan kesan, dan kesan terakhir sering kali yang paling diingat. Akhiri percakapan dengan apresiasi tulus, seperti, “Terima kasih atas waktu dan obrolannya yang menyenangkan. Saya belajar banyak dari Anda.”
Jika memungkinkan, lanjutkan dengan menawarkan cara untuk tetap terhubung, seperti bertukar kontak atau menjadwalkan pertemuan berikutnya.
Dalam dunia profesional, menutup percakapan dengan menanyakan profil LinkedIn atau mengirim pesan tindak lanjut melalui email bisa menjadi cara modern untuk menjaga hubungan.
Cara lain, seringkali saya posting di Instagram sesaat setelah ada pertemuan zoom, atau training via zoom, dan kasih tag kepadanya.
Studi Kasus Singkat: Berinteraksi di Acara Networking
Bayangkan Anda menghadiri acara networking. Anda merasa canggung karena tidak mengenal siapa pun. Mulailah dengan memperkenalkan diri secara sederhana, seperti, “Halo, perkenalkan nama saya Faris. Apa yang membuat Anda tertarik datang ke acara ini?”