Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ketika Netralitas Hanya Jadi Retorika, Kapan Negara Hadir dengan Nyata?

16 November 2024   17:05 Diperbarui: 16 November 2024   17:45 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahkamah Konstitusi. |Foto: Kompas.com

Langkah Strategis ke Depan

Meski putusan MK memberikan secercah harapan, langkah ini perlu dilengkapi dengan reformasi yang lebih komprehensif. Ada beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Revisi Undang-Undang Pilkada.
DPR dan pemerintah harus segera merevisi UU Pilkada untuk memasukkan sanksi yang lebih berat, baik secara administratif maupun pidana. Denda yang besar, hukuman penjara yang lebih lama, hingga pencabutan hak politik bagi pelanggar adalah opsi yang perlu dipertimbangkan.

2. Penguatan Pengawasan
Pengawasan terhadap pelanggaran netralitas harus diperkuat. Ini termasuk pemberdayaan lembaga seperti KASN, Bawaslu, hingga pelibatan masyarakat sipil dalam memantau netralitas aparat negara.

3. Pendidikan Etika dan Moral
Upaya jangka panjang yang tak kalah penting adalah penanaman nilai-nilai profesionalisme, etika, dan moral kepada ASN, TNI, dan Polri. Program pelatihan dan pendidikan harus menekankan pentingnya menjaga integritas sebagai aparatur negara.

4. Penegakan Hukum yang Tegas
Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Ketika pelanggar dari kalangan elite dibiarkan bebas, maka hukum hanya menjadi pajangan tanpa fungsi nyata.

DPR dan Pemerintah Harus Bergerak Cepat

Dengan masa jabatan yang baru, DPR dan pemerintah harus memanfaatkan momentum untuk memperbaiki regulasi terkait. Penundaan hanya akan membuka ruang bagi kepentingan politik praktis yang mencederai demokrasi.

Dalam pandangan MK, netralitas aparatur negara adalah kunci bagi pemilu yang jujur dan adil. Jika prinsip ini terus diabaikan, maka demokrasi yang kita banggakan hanya akan menjadi ilusi yang kehilangan maknanya.

Penutup

Netralitas aparat negara bukan sekadar peraturan hukum, melainkan sebuah komitmen moral dan profesional untuk menjaga kehormatan demokrasi. Jika bangsa ini ingin maju, maka netralitas harus menjadi prinsip yang dipegang teguh, bukan hanya kata-kata indah dalam undang-undang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun