1. Lakukan Check-In Rutin – Adakan sesi check-in mingguan untuk membahas progres tim dan memberi kesempatan bagi anggota untuk menyampaikan kendala atau ide yang mereka miliki.
2. Dorong Berbagi Pengetahuan – Ajak anggota tim untuk secara rutin berbagi insight atau teknik yang mereka kuasai. Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan individu, tetapi juga memperkuat ikatan tim secara keseluruhan.
3. Bangun Sistem Penghargaan yang Mengakui Kolaborasi – Terapkan sistem penghargaan yang memberikan apresiasi khusus untuk kerja sama yang efektif. Hal ini memotivasi tim untuk terus bekerja sama dengan lebih baik.
Kesimpulan
Kepemimpinan kolaboratif di era disrupsi adalah tentang menciptakan ruang di mana ide-ide baru bisa muncul, di mana tim merasa aman untuk berkontribusi, dan di mana ketahanan mental serta fleksibilitas menjadi modal utama. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip kepemimpinan kolaboratif yang berfokus pada keterbukaan, komunikasi, teknologi, dan ketahanan, para pemimpin dapat menciptakan tim yang tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang di tengah ketidakpastian. Dalam situasi yang penuh tantangan, pemimpin yang mampu menginspirasi dan memperkuat kolaborasi akan membawa organisasinya menuju kesuksesan yang berkelanjutan.
Artikel ini bertujuan memberi panduan praktis dan inspirasi bagi para pemimpin untuk mengembangkan kepemimpinan kolaboratif di masa disrupsi, sehingga tim mereka tetap produktif dan berdaya saing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H