Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Luar Biasa! Rata-Rata Karyawan Habiskan 2,8 Jam Seminggu untuk Konflik, Lalu Apa Solusi dari Manajer?

20 November 2024   07:07 Diperbarui: 20 November 2024   07:08 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Menetapkan Ekspektasi yang Jelas dan Fokus pada Solusi

Dalam situasi konflik, ekspektasi yang jelas sangat penting agar semua pihak memiliki pemahaman yang sama. Manajer perlu memandu percakapan menuju solusi yang berfokus pada tujuan bersama, bukan sekadar menghindari konflik. Sebagai contoh, jika ada perbedaan pendapat tentang prioritas proyek, manajer dapat menjelaskan secara jelas bagaimana setiap kontribusi akan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi.

Strategi komunikasi yang berorientasi pada solusi akan mendorong semua anggota tim untuk lebih fokus pada hasil akhir. Manajer bisa membuat kesepakatan tertulis atau timeline penyelesaian agar semua pihak merasa memiliki tanggung jawab yang sama untuk mencapai solusi.

4. Mengelola Emosi dengan Tetap Tenang dan Terkendali

Mengelola emosi adalah keterampilan penting dalam situasi konflik. Penelitian menunjukkan bahwa 87% orang merasa lebih percaya pada pemimpin yang bisa menjaga ketenangan dan stabilitas emosional. Saat menghadapi konflik yang memanas, manajer harus mampu menahan diri dan merespons dengan tenang tanpa emosi yang berlebihan.

Dengan mempertahankan ketenangan, manajer tidak hanya menunjukkan profesionalisme tetapi juga mampu memberikan arahan yang lebih efektif. Saat emosi dikelola dengan baik, komunikasi menjadi lebih objektif dan membantu pihak-pihak yang berseteru untuk fokus pada solusi yang lebih rasional.

Sebagai contoh, dalam konflik tentang tugas atau peran di dalam tim, manajer dapat mengakui adanya ketegangan namun menegaskan bahwa semua keputusan harus berlandaskan objektivitas dan kepentingan bersama. Sikap ini memperkuat kepercayaan dan menjadikan manajer sebagai mediator yang dihormati.

5. Transparansi sebagai Kunci Membangun Kepercayaan

Kepercayaan adalah dasar dari setiap hubungan kerja yang produktif. Untuk membangun kepercayaan, manajer harus menunjukkan transparansi dalam setiap keputusan yang diambil. Sikap terbuka ini memberikan rasa aman bagi anggota tim dan mendorong komunikasi yang jujur dan terbuka.

Transparansi bukan hanya membuka informasi, tetapi juga menyampaikan alasan di balik setiap keputusan yang diambil. Dengan demikian, semua pihak akan lebih memahami dan mendukung langkah yang dipilih. Misalnya, jika manajer harus mengambil keputusan sulit yang tidak populer, memberikan penjelasan yang jujur tentang manfaat jangka panjang keputusan tersebut akan meningkatkan penerimaan dan komitmen tim.

6. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Jangka Panjang untuk Dampak yang Berkelanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun