4. Menciptakan budaya dukungan sosial di tempat kerja.
Ketahanan organisasi tidak hanya bergantung pada pemimpin, tetapi juga pada budaya yang ada di dalamnya. Pemimpin yang menciptakan lingkungan kerja yang saling mendukung dapat mengurangi tingkat stres di antara karyawan. Program kesejahteraan karyawan, seperti konseling dan pembinaan, bisa sangat membantu.Â
Sebagai contoh, Google memiliki program kesejahteraan yang tidak hanya fokus pada kesehatan fisik, tetapi juga mental, yang membantu karyawan mereka tetap produktif dan terjaga keseimbangannya.
5. Menggunakan stres sebagai sumber daya untuk inovasi.
Stres dapat menjadi kekuatan pendorong untuk perubahan positif jika dikelola dengan bijak. Pemimpin yang mampu mengubah stres menjadi peluang untuk inovasi dapat mendorong organisasi mereka menuju kemajuan.
Contoh nyata adalah Tesla, di mana pemimpin mereka, Elon Musk, sering menghadapi tekanan besar, namun selalu berhasil mengubah tantangan tersebut menjadi terobosan teknologi yang inovatif.
Kesimpulan:
Mengelola stres dan memimpin dengan ketenangan bukan hanya tentang pemimpin yang merasa tenang secara pribadi, tetapi tentang menciptakan iklim yang mendukung bagi seluruh organisasi. Pemimpin yang dapat mengelola stres dengan baik, akan mampu membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan keterlibatan karyawan, dan, yang terpenting, membangun ketahanan organisasi dalam menghadapi krisis.
Untuk itu, penting bagi setiap pemimpin untuk tidak hanya fokus pada hasil jangka pendek, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan mental dan emosional mereka serta tim mereka.
Seperti yang dikatakan oleh Viktor Frankl, seorang psikiater terkenal yang bertahan hidup dalam kamp konsentrasi Nazi, "Ketika kita tidak dapat mengubah situasi, kita dihadapkan pada tantangan untuk mengubah diri kita sendiri." Dengan mengembangkan ketenangan dalam kepemimpinan, pemimpin dapat membimbing organisasi mereka untuk tumbuh lebih kuat, lebih resilien, dan lebih siap menghadapi segala tantangan yang datang.
Kini, inilah saatnya bagi pemimpin di semua level untuk mulai mengadopsi prinsip-prinsip ketenangan dalam kepemimpinan mereka. Mulailah dengan mengenali tanda-tanda stres pada diri sendiri, bangun kebiasaan sehat yang mendukung keseimbangan hidup, dan implementasikan budaya organisasi yang memprioritaskan dukungan sosial dan kesehatan mental.Â