"Ayah bukan hanya pelindung dan pencari nafkah, tetapi juga cahaya yang menerangi hati anak-anaknya, memberi mereka kekuatan menghadapi hidup. Jadilah ayah yang kehadirannya menjadi berkah, menguatkan jiwa anak-anak dalam iman dan kebaikan."
Ayah, dalam kancah kehidupan, adalah sosok yang sering kali berada di balik layar. Namun, senyatanya ia hadir dan memberikan peran penting yang tak tergantikan. Di saat masyarakat melihat peran seorang ibu sebagai pusat pendidikan dalam keluarga, peran ayah, jika diabaikan, menciptakan kekosongan yang berdampak besar pada perkembangan anak.
Peran ayah dalam mendidik dan mendampingi anak-anaknya bukan hanya bagian dari tanggung jawab biologis, tetapi juga merupakan amanah dari Allah, yang jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, akan menjadi teladan utama bagi anak-anaknya.
Fenomena Ayah 'Hilang' dan Dampaknya
Realitas kehidupan modern memperlihatkan fenomena "yatim ber-ayah" atau istilah yang dikenal sebagai "fatherless country". Fenomena ini terjadi ketika ayah hadir secara fisik namun absen secara emosional dan psikologis. Banyak ayah menganggap bahwa mendidik anak adalah sepenuhnya tanggung jawab ibu.
Sebagai pengganti peran aktif dalam pendidikan anak, beberapa ayah berperan laksana "mesin ATM" keluarga, lebih memilih fokus pada pencapaian materi dan menganggap bahwa kehadiran fisik di rumah saja sudah cukup untuk memenuhi kewajiban mereka. Kondisi ini membuat banyak anak kehilangan panutan dan pelindung dalam menghadapi kerasnya hidup.
Para ahli psikologi perkembangan dan pendidikan anak mengingatkan bahwa peran ayah dalam keluarga memiliki dampak signifikan terhadap keseimbangan emosi, moralitas, dan kepribadian anak.
Dalam Al-Qur'an, kita menemukan banyak dialog antara ayah dan anak, seperti antara Luqman dan anaknya, serta antara Nabi Ya'qub dan Yusuf. Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam karyanya Tuhfatul Maudud, bahwa banyak anak mengalami kerusakan dan kesulitan di masa dewasa karena minimnya perhatian dari orang tua, khususnya ayah. Kata-kata bijak dan kasih sayang yang ditanamkan oleh ayah merupakan pondasi kokoh bagi anak dalam menghadapi kehidupan.
Peran Ayah dalam Perspektif Islam dan Psikologi Anak
Ayah yang hadir dan terlibat langsung dalam kehidupan anak-anaknya memberikan stabilitas psikologis, yang sangat penting bagi pembentukan karakter anak. Dalam Islam, ayah memiliki posisi sebagai qawwam (pemimpin) yang tidak hanya menjadi penyedia materi tetapi juga pemandu spiritual dan emosional bagi keluarganya. Ini ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa [4]: 34, bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dengan tanggung jawab besar yang diberikan Allah kepadanya.