Dalam konteks psikologi sosial, lingkungan dan media yang kita konsumsi sangat memengaruhi kualitas pemikiran. Mengisi pikiran dengan wahyu membantu kita membangun fondasi yang kokoh untuk mengenali mana yang benar dan salah, mana yang membawa kebaikan dan mana yang menyesatkan. Dengan demikian, pemikiran kita akan senantiasa bersih dan terjaga dari keburukan.
Meniti Jalan Kebaikan: Sebuah Pilihan
Pada akhirnya, seperti yang disampaikan oleh Ibnul Qoyyim, siapa yang menginginkan kebaikan, kebahagiaan, dan keberuntungan untuk dirinya, hendaklah ia memerhatikan hal-hal ini dengan serius. Memilih jalan yang benar adalah keputusan yang harus kita buat setiap hari, bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita.
Sebagai seorang Muslim yang merindukan kebaikan, marilah kita renungkan, sudahkah kita memberikan yang terbaik bagi Allah? Sudahkah harta kita dipakai untuk kebaikan, lelah kita dihabiskan di jalan-Nya, dan pikiran kita dipenuhi dengan cahaya petunjuk-Nya?
Refleksi Hidup Menuju Kebaikan Sejati
Kebaikan hidup bukanlah sekadar capaian duniawi. Ia melibatkan niat tulus, pengorbanan ikhlas, dan ketundukan hati pada Sang Pencipta. Dalam setiap pilihan, terdapat konsekuensi yang harus kita sadari, baik di dunia maupun akhirat.
Maka, marilah kita menjaga harta, usaha, dan pikiran kita agar senantiasa sejalan dengan ketaatan kepada Allah, sehingga kebaikan yang kita dambakan menjadi kenyataan, dan kebahagiaan sejati pun kita raih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H