Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Monday Syndrome: Karena Gaji Sudah Jalan Duluan!

27 Oktober 2024   15:45 Diperbarui: 27 Oktober 2024   15:47 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senin itu berat kalau saldo ringan!|Image: Ilustrator AFM

"Monday Blues itu seperti tamu tak diundang di tanggal tua---datang mengingatkan kalau semangat kerja kita seharusnya tidak bergantung pada saldo rekening. Kalau kita mau terus maju, jadikan Monday Blues cermin untuk menyemangati diri dan bekerja dengan hati, bukan hanya berharap pada saldo gaji."

Bayangkan sejenak sebuah negeri yang semangatnya membara setiap awal bulan, saat saldo rekening masih subur dan senyum pun terkembang. Tapi anehnya, begitu menginjak tanggal tua, Senin mendadak jadi hari paling ditakuti di kalender. Ibarat tamu tak diundang, Senin ini datang dengan muka tanpa dosa, mengintip dari jendela saldo yang mulai merana. Menggelikan, bukan?

Sejatinya, Monday Syndrome ini mungkin bukan masalah Senin-nya, tapi justru efek dari dompet yang sudah lelah bekerja keras. Ibarat filosofi alam semesta, Senin yang datang di tanggal tua seolah-olah mau berkata, "Jangan berharap terlalu banyak, karena bahagia itu mahal, terutama kalau sisa saldo lebih sedikit dari harga kopi."

Bagi mereka yang bekerja keras, Monday Blues ini mungkin ibarat angin. Berhembus di saat yang salah, masuk tanpa diundang, hanya untuk mengingatkan bahwa akhir pekan telah berlalu. Anehnya, semakin kosong saldo, semakin berat anginnya. Aneh, ya? Senin di tanggal muda terasa ringan seperti kapas, tapi begitu masuk ke tanggal tua, beban Senin seolah ditambah pemberat. Bukan anginnya yang berubah, mungkin beban kita saja yang tambah galau.

Di momen-momen seperti ini, Monday Syndrome menjelma jadi sahabat kocak yang tahu semua rahasia: tahu kapan kita sedang bokek, kapan kita lagi galau. Dia datang tepat waktu, nggak pernah terlambat. Seperti ingin menertawakan kita dari pojokan, hanya untuk berkata, "Tenang aja, aku datang sebagai pelengkap kegalauanmu sebelum gajian."

Nah, pernah nggak sih mikir, kenapa semangat kita kok bisa mendadak loyo tiap Senin di tanggal tua? Bisa jadi karena saldo di rekening kita yang menipis ikut mempengaruhi mood kita. Bukan cuma badan kita yang capek, tapi mental kita juga kecapekan ngitung sisa uang, berharap semangat datang diiringi nada dering transfer gajian.

Senin di tengah bulan itu kayak pengingat halus yang menyentil kita, "Ayo, bangun! Pekerjaan nggak cuma butuh waktu, tapi juga saldo yang masih sehat." Sering kali, kita malah mendapati bahwa bukan hari libur yang berkurang, melainkan angka saldo yang berkurang. Jadi, kalau Senin terasa berat, mungkin bukan karena hari Senin-nya, tapi ekspektasi kita yang ingin santai tapi kondisi dompet lagi berdendang lirih.

Di situasi seperti ini, Monday Blues jadi seperti tamu yang datang di pesta yang salah. Kita ingin menyambutnya dengan senyuman, tapi tiap kali kita melihatnya, hati kecil hanya bisa menatap nanar dan mengeluh, "Sabar ya, Monday, kita cuma bisa temenan sementara saldo masih ada."

Jadi kenapa ya, Monday Syndrome ini sering datang di tanggal tua? Mungkin karena dompet kita sedang ikut 'puasa', menanti hari bahagia saat saldo kembali berbunga di akhir bulan. Monday Blues, akhirnya, jadi bukan sekadar sindrom, tapi satire kehidupan yang mengajarkan kita untuk sabar, bahwa semangat akan selalu terikat sama saldo yang tinggal bersisa seiprit.

Akhirnya, selamat menertawakan Monday Blues yang sudah jadi sahabat sejati di hari-hari tanpa saldo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun