Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memupuk dan Membangun Kehadiran Digital Jadi Kunci Kolaborasi di Era Digital Mindset

17 Oktober 2024   09:18 Diperbarui: 17 Oktober 2024   09:35 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di era digital, hadir secara fisik tak lagi penting, tetapi hadir dalam pikiran adalah segalanya.|Image: Ilustrator AFM

Dengan begitu, kita menciptakan eksistensi yang stabil di pikiran orang lain, memastikan bahwa kita selalu berada dalam lingkup mereka. Mengirimkan pembaharuan tanpa menunggu juga memungkinkan kita menjadi sumber informasi terpercaya, yang pada gilirannya memperkuat posisi kita sebagai pemimpin di dunia digital.

Gugah dan Ciptakan Rasa Ingin Tahu

Kehadiran digital yang sukses tidak hanya sebatas mengirimkan informasi, tetapi juga mendorong rasa ingin tahu audiens kita. Kita perlu menciptakan konten dan interaksi yang menggugah mereka untuk berpikir, bertanya, dan terlibat lebih jauh. Menciptakan rasa ingin tahu ini dapat dilakukan melalui storytelling, penggunaan visual yang menarik, atau mengajukan pertanyaan yang memicu diskusi.

Sebagai contoh, dalam konteks kolaborasi tim, kita dapat merangsang rasa ingin tahu dengan membagikan studi kasus yang menantang, data yang memicu diskusi, atau wawasan tentang tren industri terbaru. Dengan mendorong rasa ingin tahu, kita tidak hanya memastikan bahwa audiens tetap terlibat, tetapi juga mengarahkan mereka untuk lebih berpartisipasi dalam percakapan digital yang kita bangun.

Fahami Pola Perilaku dan Kebiasaan Audience Kita

Salah satu tantangan dalam kehadiran digital adalah bagaimana memastikan pesan kita diterima pada saat yang tepat. Dalam dunia yang begitu sibuk dengan informasi yang terus mengalir, sangat penting untuk memahami kapan audiens kita paling aktif dan siap untuk menerima komunikasi. Dengan memahami pola perilaku dan linimasa mereka, kita dapat mengoptimalkan waktu komunikasi kita untuk mendapatkan perhatian penuh mereka. Karenanya, berkomunikasi sesuai linimasa mereka, bukan linimasa anda.

Hal ini juga berlaku dalam konteks media sosial atau alat kolaborasi internal perusahaan. Menggunakan alat analitik atau mempelajari kebiasaan tim dan audiens kita akan memberikan insight kapan mereka paling siap menerima informasi. Dengan begitu, pesan yang kita sampaikan tidak hanya dilihat, tetapi juga dipahami dan ditanggapi.

Platform Kolaborasi Digital (Medsos Internal)

Dalam membangun kehadiran digital yang efektif, media sosial internal atau platform kolaborasi digital seperti Slack, Microsoft Teams, atau Workplace by Facebook, memainkan peran penting sebagai "pelumas sosial". Melalui platform ini, kita dapat mempermudah kolaborasi dan komunikasi antar tim dengan lebih lancar. Namun, hanya memiliki platform tersebut tidak cukup. Kita perlu merancang strategi yang jelas agar platform ini benar-benar mendukung kehadiran digital kita.

Mengartikulasikan tujuan adalah langkah pertama. Setiap interaksi digital harus memiliki tujuan yang jelas, baik untuk berbagi informasi, meminta umpan balik, atau sekadar memperkuat hubungan antar tim. Tujuan yang jelas memastikan bahwa setiap percakapan dan kolaborasi memiliki arah yang tepat.

Mengharapkan pembelajaran adalah aspek penting lainnya. Di dunia digital, setiap interaksi harus dianggap sebagai kesempatan untuk belajar. Kita perlu mendorong anggota tim untuk terus belajar dari satu sama lain melalui kolaborasi di platform digital. Dengan demikian, kolaborasi tidak hanya menghasilkan solusi, tetapi juga meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun