Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membentuk Budaya Pembelajaran di Organisasi, Strategi Efektif untuk Pemimpin Senior

16 Oktober 2024   07:47 Diperbarui: 16 Oktober 2024   07:48 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi membuka jalan bagi metode pembelajaran yang lebih fleksibel dan personal. Berita gembiranya, pilihan metode pembelajarannya kini semakin banyak. Namun, dengan sistem manajemen pembelajaran (LMS), e-learning, dan aplikasi berbasis AI, karyawan dapat belajar di waktu yang paling sesuai bagi mereka. Organisasi seperti IBM telah menggunakan AI-driven learning untuk mempersonalisasi pengalaman pembelajaran karyawan, yang hasilnya adalah peningkatan signifikan dalam kecepatan penguasaan keterampilan baru.

4. Bangun Budaya Feedback yang Konstruktif 

Feedback yang terus-menerus adalah komponen vital dalam budaya pembelajaran. Netflix, sebagai contoh, memiliki budaya "radikal transparency" di mana setiap karyawan, dari level terendah hingga CEO, terbiasa menerima feedback secara langsung dan konstruktif. Dengan mengadopsi budaya serupa, Anda menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan inovasi.

5. Berikan Penghargaan untuk Pembelajaran dan Inovasi 

Pengakuan atas usaha pembelajaran dan inovasi sangat penting. Adobe, misalnya, memiliki program penghargaan "Kickbox" yang memberikan karyawan kesempatan untuk berinovasi dan bereksperimen dengan ide-ide baru. Penghargaan ini tidak hanya berupa kompensasi finansial, tetapi juga pengakuan dalam forum publik, promosi, atau kesempatan memimpin proyek strategis.

Kesimpulan: Menginspirasi Langkah Nyata

Membangun budaya pembelajaran berkelanjutan adalah tantangan, tetapi juga investasi jangka panjang yang sangat berharga. Dengan memanfaatkan peran strategis yang Anda miliki sebagai pemimpin senior, Anda dapat menciptakan lingkungan di mana pembelajaran menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan organisasi. Langkah pertama dimulai dari diri Anda - dengan komitmen pribadi terhadap pembelajaran, yang kemudian menyebar ke seluruh tim dan organisasi.

Dunia bisnis saat ini menuntut organisasi yang adaptif, inovatif, dan siap menghadapi perubahan. Budaya pembelajaran yang kuat akan membantu organisasi Anda mencapai tujuan tersebut, membangun tim yang tangguh, serta mengembangkan kemampuan untuk selalu berinovasi. Bersama-sama, Anda dan tim dapat membentuk masa depan yang lebih cerah, terus belajar sepanjang perjalanan, dan menghadapi tantangan dengan percaya diri.

Dengan strategi yang tepat, pembelajaran berkelanjutan bukan hanya impian - tetapi realitas yang membawa organisasi Anda ke tingkat kesuksesan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun