Seleksi yang berlangsung ini bahkan lebih mirip audisi penyanyi yang suka joget, "yang dipilih bukan yang punya suara, tapi yang punya gaya paling goyang," lanjut si komika sambil memeragakan gaya goyangan ala dangdut koplo, membuat penonton tertawa sampai terjungkal.
Pada akhirnya, seleksi ini benar-benar seperti reality show, drama di balik layar lebih seru daripada yang kita tonton di depan. "Mungkin seleksi komisioner ini seperti reality show, drama di belakang panggung lebih seru daripada yang kita tonton di layar," tutupnya sambil melempar mikrofon ke MC, disambut sorak sorai penonton yang masih tertawa terbahak-bahak.
Begitulah kisah seleksi komisioner yang terus mengundang gelak tawa, tapi tawa getir yang membawa pesan penting: mungkin sudah waktunya untuk menyeleksi ulang yang menyeleksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H