"Ilmu yang bermanfaat melapangkan hati, membentuk jiwa yang sabar, dan menjadikan hidup lebih bermakna. Dengan ilmu, masalah sebesar apapun tampak kecil."
Hidup adalah kebermaknaan. Tanpa kebermaknaan, hidup hanyalah kesia-siaan. Karenanya, dalam kehidupan ini, setiap langkah kita memiliki tujuan yang lebih besar dari sekadar keberadaan fisik. Bagaimana kita memandang dunia, menata niat, dan mencari kebermaknaan hidup menjadi barometer utama ilmu yang bermanfaat.
Di sinilah kita menyadari bahwa ilmu tidak sekadar akumulasi pengetahuan, melainkan sesuatu yang membentuk karakter, menguatkan jiwa, dan melapangkan hati.
Ilmu yang Membuka Hati
Ibnul Qoyyim dengan bijaknya berkata, "Di antara yang dapat melapangkan dada adalah ilmu agama; sungguh, ia dapat meluaskan dada hingga lebih luas dari dunia. Adapun kebodohan, ia menjadikan hati sempit, terhimpit, dan terpenjara." Ini adalah sebuah pesan yang kuat bahwa ilmu yang sejati memiliki kekuatan untuk melepaskan kita dari belenggu kesempitan hati dan pikiran.
Ya, semakin luas ilmu seseorang, semakin luas pula hatinya, dan semakin besar pula ruang dalam dirinya untuk menampung berbagai macam ujian dan cobaan kehidupan.
Ilmu yang bermanfaat bukanlah sekadar pengetahuan teoretis. Ia merupakan ilmu yang menyentuh hati, mewarnai tindakan, dan memandu hidup menuju kebaikan. Hal ini hanya dapat dicapai dengan ilmu yang diwariskan oleh Rasulullah , yang menjadi peta jalan menuju kehidupan yang bermakna. Seperti kata Ibnul Qoyyim, "Orang yang ilmunya bermanfaat akan menjadi orang yang paling lapang dadanya, paling baik akhlaknya, dan paling berkah kehidupannya."
Mindset: Pilar Utama Ilmu yang Bermanfaat
Mindset atau pola pikir adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi bagaimana kita memanfaatkan ilmu. Apakah ilmu kita sekadar menambah wawasan ataukah ia menjadi alat untuk berbuat lebih baik dalam kehidupan sehari-hari? Mindset yang benar mengarahkan kita untuk selalu haus akan ilmu, namun juga mampu merendahkan hati dan menyadari keterbatasan diri.
Seorang yang memiliki mindset berkembang akan terus belajar dan mencari hikmah dari setiap pengalaman. Ilmu yang diterima tidak hanya menjadi beban informasi, tetapi dijadikan panduan dalam menghadapi setiap situasi.
Seperti halnya Nabi Muhammad , beliau adalah contoh bagaimana mindset yang benar dalam mengelola ilmu membuatnya tetap tenang dalam menghadapi ujian yang paling berat sekalipun. Hati yang lapang terbentuk dari ilmu yang dibarengi dengan pola pikir yang positif, sabar, dan penuh rasa syukur.