Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Barometer Ilmu yang Bermanfaat: Mindset, Niat Baik, dan Kebermaknaan Hidup

12 Oktober 2024   11:00 Diperbarui: 12 Oktober 2024   11:03 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Niat yang lurus dan ilmu yang bermanfaat, kunci lapangnya hati dan berkahnya hidup.|Foto: ratopati.com

"Ilmu yang bermanfaat melapangkan hati, membentuk jiwa yang sabar, dan menjadikan hidup lebih bermakna. Dengan ilmu, masalah sebesar apapun tampak kecil."

Hidup adalah kebermaknaan. Tanpa kebermaknaan, hidup hanyalah kesia-siaan. Karenanya, dalam kehidupan ini, setiap langkah kita memiliki tujuan yang lebih besar dari sekadar keberadaan fisik. Bagaimana kita memandang dunia, menata niat, dan mencari kebermaknaan hidup menjadi barometer utama ilmu yang bermanfaat.

Di sinilah kita menyadari bahwa ilmu tidak sekadar akumulasi pengetahuan, melainkan sesuatu yang membentuk karakter, menguatkan jiwa, dan melapangkan hati.

Ilmu yang Membuka Hati

Ibnul Qoyyim dengan bijaknya berkata, "Di antara yang dapat melapangkan dada adalah ilmu agama; sungguh, ia dapat meluaskan dada hingga lebih luas dari dunia. Adapun kebodohan, ia menjadikan hati sempit, terhimpit, dan terpenjara." Ini adalah sebuah pesan yang kuat bahwa ilmu yang sejati memiliki kekuatan untuk melepaskan kita dari belenggu kesempitan hati dan pikiran. 

Ya, semakin luas ilmu seseorang, semakin luas pula hatinya, dan semakin besar pula ruang dalam dirinya untuk menampung berbagai macam ujian dan cobaan kehidupan.

Ilmu yang bermanfaat bukanlah sekadar pengetahuan teoretis. Ia merupakan ilmu yang menyentuh hati, mewarnai tindakan, dan memandu hidup menuju kebaikan. Hal ini hanya dapat dicapai dengan ilmu yang diwariskan oleh Rasulullah , yang menjadi peta jalan menuju kehidupan yang bermakna. Seperti kata Ibnul Qoyyim, "Orang yang ilmunya bermanfaat akan menjadi orang yang paling lapang dadanya, paling baik akhlaknya, dan paling berkah kehidupannya."

Mindset: Pilar Utama Ilmu yang Bermanfaat

Mindset atau pola pikir adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi bagaimana kita memanfaatkan ilmu. Apakah ilmu kita sekadar menambah wawasan ataukah ia menjadi alat untuk berbuat lebih baik dalam kehidupan sehari-hari? Mindset yang benar mengarahkan kita untuk selalu haus akan ilmu, namun juga mampu merendahkan hati dan menyadari keterbatasan diri.

Seorang yang memiliki mindset berkembang akan terus belajar dan mencari hikmah dari setiap pengalaman. Ilmu yang diterima tidak hanya menjadi beban informasi, tetapi dijadikan panduan dalam menghadapi setiap situasi.

Seperti halnya Nabi Muhammad , beliau adalah contoh bagaimana mindset yang benar dalam mengelola ilmu membuatnya tetap tenang dalam menghadapi ujian yang paling berat sekalipun. Hati yang lapang terbentuk dari ilmu yang dibarengi dengan pola pikir yang positif, sabar, dan penuh rasa syukur.

Niat Baik: Fondasi dari Segala Ilmu

Setiap amal tergantung pada niat. Ilmu yang bermanfaat pun tidak lepas dari niat yang benar. Niat yang lurus adalah pondasi dasar dalam menuntut ilmu. Tanpa niat yang ikhlas, ilmu bisa menjadi sia-sia, atau bahkan menyesatkan. Seperti yang disebutkan dalam hadits Rasulullah , "Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya." Begitu pula dalam ilmu, niat kita harus tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan sekadar untuk memperoleh pujian atau status di mata manusia.

Niat yang baik juga akan memengaruhi bagaimana ilmu tersebut diterapkan dalam kehidupan. Ketika niatnya adalah untuk memberi manfaat, ilmu itu akan membawa keberkahan bagi diri sendiri dan orang lain. Namun jika niatnya sekadar untuk kepentingan duniawi, maka ilmu tersebut tidak akan melapangkan hati dan malah bisa menjadi beban.

Kebermaknaan Hidup: Hasil dari Ilmu yang Bermanfaat

Kebermaknaan hidup adalah tujuan akhir dari ilmu yang bermanfaat. Ketika ilmu mampu memandu kita untuk menjalani hidup yang bermakna, di situlah kita merasakan kedamaian yang hakiki. Seperti yang diungkapkan oleh Ibnul Qoyyim, ilmu yang benar membuat hati menjadi luas, dan ketika hati kita luas, segala masalah menjadi tampak kecil. Dengan demikian, seseorang yang ilmunya bermanfaat akan mampu menghadapi berbagai ujian dengan keteguhan dan ketenangan, karena ia telah menemukan makna sejati dari setiap kejadian.

Sebaliknya, mereka yang ilmunya tidak bermanfaat akan merasa terhimpit oleh masalah yang tampaknya besar. Itu karena hati mereka kecil, tidak mampu menampung hikmah dan pelajaran yang terkandung dalam ujian hidup. Wallahu a'lam.

Kesimpulan

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang melapangkan hati, membentuk mindset yang positif, dilandasi oleh niat yang baik, dan memberi makna pada kehidupan. Semakin luas ilmu yang kita miliki, semakin lapang hati kita dalam menghadapi berbagai situasi.

Ilmu yang bermanfaat tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mengarahkan kita untuk hidup dengan kebermaknaan yang lebih tinggi, membawa ketenangan, kesabaran, dan rasa syukur dalam setiap langkah.

Marilah kita terus memperluas ilmu kita, dengan mindset yang berkembang, niat yang lurus, dan tujuan untuk mencari kebermaknaan hidup. Seperti yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim, "Orang yang ilmunya bermanfaat akan menjadi yang paling lapang dadanya, paling baik akhlaknya, dan paling berkah kehidupannya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun