Saat lagu Tanah Airku karya Ibu Sud dinyanyikan bersama di beberapa Stadion di sela even sepakbola dunia, selalu saja tak terasa, air mata menggenang menghangatkan jiwa.
Lagu yang dinyanyikan ini, kini jadi tradisi baru sejak Timnas Indonesia U-19 bertanding dengan Filipina pada 8 Juli 2022. Lalu, anak-anak Indonesia di Osaka pun menyanyikan di jalanan dengan iseng, dan ternyata bersahut sambut dan dinyanyikan oleh banyak orang disana. Dan, viral!
Partisipasi massal dan kekuatan media sosial ini yang menjadikan lagu ini menjadi konten yang viral. Selain itu, juga karena nilai maknawi yang sangat dalam dari lirik lagu ini. Kini, lagu ini banyak dihafal oleh warga Bahrain, Malaysia, Singapura, Jepang, dan sejumlah warga dunia.
Tanah Airku.
Tanah Airku, tidak kulupakan,
Kan terkenang, selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh,
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai
Engkau, kuhargai
Walaupun banyak negeri kujalani,
Yang mahsyur permai dikata orang,
Tetapi kampung dan rumahku,
Di sanalah ku merasa senang
Tanahku tak kulupakan,
Engkau kubanggakan
Makna Cinta Tanah Air dalam Syair 'Tanah Airku'
Lagu "Tanah Airku" adalah ungkapan cinta yang abadi, tak lekang oleh waktu, dan tak hilang meski jarak merentang. Bagi seorang yang memaknai kehidupan melalui lensa neurosains, linguistik, dan psikologi positif, syair ini mengandung keindahan mendalam tentang rasa cinta yang tak berujung.
Lagu ini bukan hanya serangkaian kata, melainkan gema jiwa yang merangkum kenangan, rasa bangga, dan kebahagiaan terhadap tanah kelahiran.
Cinta pada tanah air tidak sekadar melekat pada tanah yang dipijak atau langit yang dijunjung, melainkan hadir di setiap detak jantung yang mengingat, di setiap hembusan napas yang mengagumi.
Dalam bait-bait "Tanah Airku," ada kehangatan yang menyelimuti. Syair ini seperti pelukan lembut dari ibu pertiwi, yang dengan penuh kasih menuntun kita kembali ke rumah, ke kampung halaman, di mana hati merasa damai dan tenang.
Di sinilah kita belajar, bahwa meski dunia luas terbentang, setiap keindahan di negeri orang tak mampu menggantikan kebahagiaan dan kedamaian yang kita temukan di tanah air tercinta.
Kata-kata seperti "tidak kulupakan," dan "selama hidupku" mencerminkan komitmen dan kesetiaan. Bagaimanapun kita berkelana, seberapa jauh pun langkah kita melangkah, ada bagian dalam hati yang selalu tertaut pada tanah air, seperti akar yang terus mencengkeram bumi tempat ia tumbuh.
Neurosains mengajarkan kita bahwa ingatan tidak hanya bersarang dalam otak, tetapi juga dalam emosi yang terpatri dalam pengalaman. Ingatan tentang tanah air adalah ingatan emosional, yang membawa rasa rindu mendalam, seakan-akan kita tak pernah benar-benar jauh darinya.
Psikologi positif mengajarkan bahwa salah satu sumber kebahagiaan adalah rasa terhubung dengan identitas kita, dengan asal-muasal kita. Lagu ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan mencintai tanah air, bukan hanya sebagai tempat fisik, melainkan sebagai simbol dari segala yang membuat kita merasa utuh.
Biarpun banyak tempat yang indah dan menakjubkan di dunia ini, "kampung dan rumahku" adalah tempat di mana jiwa merasa damai, di mana kita menemukan makna sejati dari pulang—bukan sekadar kembali ke tempat tinggal, tetapi pulang ke hati kita sendiri.
Pada akhirnya, cinta pada tanah air adalah cinta yang sederhana namun mendalam, cinta yang tak butuh banyak kata untuk diungkapkan, tapi selalu terasa hangat dan hidup dalam setiap helaan napas.
Melalui syair "Tanah Airku," kita diingatkan bahwa tanah air bukan hanya sekadar lokasi di peta, melainkan bagian dari diri kita yang tak pernah bisa terpisah. Ia adalah jantung yang berdetak dalam tubuh kita, darah yang mengalir dalam nadi, dan nafas yang senantiasa kita hirup dengan penuh syukur dan bangga.
Tanah air, di mana pun kita berada, adalah tempat yang selalu hidup dalam hati, tempat yang akan selalu kita cintai, dan selalu kita hargai.
Sebuah lagu yang indah yang mengobarkan semangat persatuan dan nasionalisme yang tinggi, namun tetap rendah hati. Juga sebuah ironi karena di negeri sendiri, serasa tak ada lagi kebanggaan yang tersisa, selain ikatan rasa dan jiwa Indonesia yang tersembunyi dibalik sportivitas dan prestasi sepakbola kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H