Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Adaptasi, Kompetensi, dan Kolaborasi, Kunci Sukses di Era Multi Disruptif

7 Oktober 2024   11:44 Diperbarui: 7 Oktober 2024   11:50 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kesuksesan masa depan dibangun oleh tiga pilar: adaptabilitas untuk menjawab perubahan, kompetensi sebagai landasan kekuatan, dan kolaborasi untuk menciptakan inovasi. Dalam setiap langkah, kita tumbuh lebih kuat, lebih bijak, dan lebih bermakna."

Di tengah derasnya arus perubahan dalam dunia bisnis dan teknologi, prinsip profesionalisme, kompetensi, dan kerja sama tim tetap menjadi pilar penting kesuksesan. Namun, dalam menghadapi tantangan yang semakin dinamis di era disrupsi ini - dengan perubahan yang datang dari berbagai penjuru - diperlukan pendekatan yang lebih fleksibel, adaptif, dan holistik. Kutipan baru: "Adaptabilitas adalah Kunci, Kompetensi adalah Landasan, Kolaborasi adalah Masa Depan", menawarkan pandangan progresif yang lebih relevan dengan tantangan zaman.

Sebagai seorang praktisi dan pembelajar di dunia pelatihan, saya akan menguraikan secara mendalam mengapa ketiga prinsip ini sangat penting dalam konteks modern, serta memberikan contoh nyata yang memperkuat urgensi implementasi mereka dalam kehidupan profesional saat ini.

1. Adaptabilitas Adalah Kunci: Menjawab Tantangan Perubahan

Adaptabilitas bukan hanya soal bertahan, tetapi tentang bagaimana kita terus berkembang di tengah arus perubahan. Di era digital yang dipenuhi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, dan big data, kemampuan beradaptasi menjadi keterampilan utama bagi setiap profesional. Laporan dari McKinsey Global Institute menunjukkan bahwa 375 juta pekerja global akan membutuhkan reskilling atau upskilling pada tahun 2030 untuk menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang cepat .

Contoh Kasus: Netflix
Transformasi adaptif Netflix dari perusahaan penyewaan DVD fisik menjadi raksasa streaming digital adalah contoh konkret dari adaptabilitas yang unggul. Pada awal 2000-an, Netflix menyadari bahwa tren konsumen mulai bergeser ke arah konten digital, sehingga mereka mengubah model bisnisnya. Saat perusahaan lain seperti Blockbuster gagal beradaptasi, Netflix tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang menjadi pemimpin industri hiburan digital.

Dalam kehidupan beragama, adaptabilitas juga erat kaitannya dengan kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi ujian dan perubahan. Seorang pemimpin yang mampu beradaptasi tidak hanya bertahan, tetapi juga memimpin organisasinya menuju kesuksesan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, adaptabilitas adalah keterampilan wajib yang harus diasah, baik dalam dunia bisnis maupun dalam pengembangan diri.

2. Kompetensi Adalah Landasan: Pilar Kokoh Kesuksesan

Kompetensi adalah fondasi utama yang menentukan seberapa efektif seseorang dalam menjalankan perannya. Dalam dunia yang semakin kompleks dan kompetitif, kompetensi tidak hanya mencakup keterampilan teknis tetapi juga kemampuan interpersonal, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan yang bijaksana. Forum Ekonomi Dunia (WEF) mencatat bahwa keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah yang kompleks, dan kecerdasan emosional adalah kompetensi yang paling dibutuhkan dalam lima tahun ke depan .

Contoh Kasus: Apple dan Kompetensi Kepemimpinan
Salah satu contoh paling relevan adalah kepemimpinan Steve Jobs di Apple. Kepemimpinannya yang visioner didorong oleh kompetensi yang kuat dalam memahami tren teknologi, inovasi produk, serta kecerdasannya dalam memanfaatkan sumber daya manusia yang ada. Jobs berhasil membawa Apple dari ambang kebangkrutan menjadi perusahaan dengan nilai triliunan dolar berkat kompetensinya dalam memimpin inovasi.

Kompetensi dalam konteks keagamaan juga mencerminkan ihsan, yaitu melakukan yang terbaik dalam segala hal sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan. Seorang profesional harus terus belajar dan meningkatkan kompetensinya agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan, baik bagi tim, organisasi, maupun masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun