"Kekuatan sejati ada dalam mengenali diri sendiri. Baik di balik layar atau di depan publik, pilihlah jalan yang membuatmu merasa hidup dan berdaya."
Ada satu pertanyaan yang menarik yang saya temukan di sebuah grup whatsapp. Pertanyaannya, "Apa yang harus dilakukan jika seseorang yang memiliki mesin kecerdasan Feeling Introvert (FI), lebih baik memilih behind the scene saja, atau perlu melatih diri untuk bisa tampil di depan publik? Saya masih bingung harus dibawa kemana 'bakat' saya..".
Di kalangan umum, banyak kesan bahwa orang feeling introvert harus lebih banyak bekerja di belakang meja. Juga tidak tampil di publik secara terbuka. Apakah benar harus seperti itu?
Sebagai seorang pecinta psikologi positif, saya dapat memahami dengan baik kebingungan yang sering dirasakan oleh mereka yang memiliki kecerdasan Feeling Introvert (FI). Mesin kecerdasan FI cenderung memberikan kemampuan luar biasa untuk merasakan, memahami, dan menyerap emosi orang lain. Ini adalah kekuatan besar yang membuat seseorang cenderung lebih nyaman bekerja di balik layar, merencanakan dengan tenang, dan mengambil keputusan dengan penuh perenungan. Namun, apakah selalu harus begitu? Apakah mereka yang memiliki FI tidak bisa tampil di depan publik?
Mengapa FI Adalah Kekuatan yang Luar Biasa?
Individu dengan kecerdasan FI sering kali memiliki kemampuan empati yang tinggi, mampu memahami emosi orang lain secara mendalam. Ini menjadikan mereka sebagai sosok yang ideal untuk peran-peran strategis di balik layar. Anda bisa memengaruhi orang lain dengan lebih tenang dan bijak, merancang strategi, atau memberikan nasihat yang berharga tanpa perlu banyak sorotan. Tapi, apakah ini berarti Anda harus terus menghindari tampil di depan publik? Jawabannya: tidak harus.
Melatih Diri untuk Tampil di Depan Publik
Meskipun introversi cenderung membuat seseorang merasa lebih nyaman di belakang layar, kemampuan tampil di depan publik bukanlah sesuatu yang tak bisa dilatih. Bahkan, dengan bekal empati dan perenungan yang mendalam, seorang FI justru bisa menjadi pembicara publik yang luar biasa. Melatih kemampuan berbicara di depan umum bisa membuka peluang baru, memperluas zona nyaman, serta memberikan cara lain untuk menyuarakan ide dan pandangan yang sudah Anda pikirkan dengan matang.
Jika Anda merasa tertarik untuk mengembangkan kemampuan ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Mulai dari lingkungan kecil. Mulailah berbicara di depan kelompok kecil atau dengan teman-teman yang mendukung. Ini bisa membantu mengatasi rasa takut dan memberikan Anda ruang untuk belajar dari pengalaman.
2. Fokus pada pesan, bukan penampilan. Alihkan fokus dari kekhawatiran tentang penampilan fisik ke pesan yang ingin Anda sampaikan. Ini bisa membantu mengurangi tekanan dan membuat Anda lebih nyaman dalam berbicara.
3. Minta umpan balik. Mintalah masukan dari orang-orang yang bisa memberikan kritik membangun. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui kekuatan Anda dan area mana yang perlu diperbaiki.
Tetap di Balik Layar: Pilihan yang Sama Mulianya
Jika setelah mencoba tampil di depan Anda tetap merasa lebih nyaman berada di balik layar, itu adalah hal yang sangat baik. Banyak individu dengan FI yang sangat sukses dalam peran-peran yang tidak memerlukan tampil di depan publik. Beberapa contohnya adalah perencana strategi, konselor, penulis, atau desainer. Di sinilah Anda bisa memaksimalkan kemampuan FI Anda dalam menciptakan dampak besar tanpa harus menjadi pusat perhatian.
Kunci penting di sini adalah mengenali kekuatan diri dan memilih peran yang paling sesuai dengan minat dan bakat Anda. Jika merasa bahagia dan puas bekerja di balik layar, maka fokuslah untuk semakin mengasah kemampuan Anda di area itu. Dunia membutuhkan orang-orang seperti Anda yang mampu berpikir mendalam dan memberikan kontribusi strategis yang signifikan.
Menggabungkan Kedua Peran: Apakah Mungkin?
Menariknya, Anda tidak harus memilih hanya satu jalan. Banyak orang dengan kecerdasan FI berhasil memainkan peran ganda - baik sebagai pemimpin di balik layar, maupun di depan publik ketika dibutuhkan. Kuncinya adalah keseimbangan. Anda bisa mengambil peran strategis di balik layar, namun tetap siap untuk tampil di depan saat diperlukan, misalnya untuk mempresentasikan ide-ide penting atau menginspirasi orang lain.
Bagi mereka yang merasa tertarik untuk menggabungkan kedua peran ini, berikut beberapa tips yang dapat diikuti:
1. Kenali batas nyaman Anda. Tidak perlu memaksakan diri. Jika merasa sudah cukup nyaman di satu peran, Anda tidak perlu terburu-buru untuk mengambil peran lain. Ikuti ritme perkembangan Anda sendiri.
2. Coba hal baru secara bertahap. Jangan takut untuk mencoba pengalaman baru. Melangkah keluar dari zona nyaman secara bertahap bisa membantu Anda menemukan potensi yang selama ini belum terungkap.
3. Latih diri secara konsisten. Apapun peran yang ingin Anda kembangkan---baik di balik layar maupun di depan publik---latihan yang konsisten adalah kunci. Mulailah dengan langkah-langkah kecil, namun rutin.
4. Temukan mentor yang mendukung. Mentor yang berpengalaman bisa menjadi pendamping yang sangat berharga dalam perjalanan ini. Mereka bisa memberikan arahan yang jelas dan membantu Anda melewati tantangan yang mungkin muncul.
Kesimpulan: Apapun Pilihannya, Jadilah Diri Sendiri
Pada akhirnya, baik memilih untuk tetap di balik layar atau melatih diri tampil di depan publik, yang terpenting adalah menemukan apa yang membuat Anda bahagia dan berdaya. Tidak ada jalur yang benar atau salah, selama Anda terus bertumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai dan tujuan pribadi. Terkadang, seseorang dengan kecerdasan FI justru bisa menciptakan dampak paling besar di dunia dengan cara yang paling sederhana - baik itu dari balik layar maupun di depan panggung.
Jadi, berhentilah merasa bingung tentang ke mana bakat Anda harus diarahkan. Percayalah, bakat itu sudah ada di dalam diri Anda. Sekarang, Anda hanya perlu menemukan cara terbaik untuk menyalurkannya sesuai dengan keunikan dan potensi diri yang Anda miliki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI