Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keberkahan Hidup: Lebih dari Sekedar Jumlah, Ini Tentang Nilai

29 September 2024   05:20 Diperbarui: 29 September 2024   06:31 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keberkahan itu seperti tanaman padi; bulirnya berisi penuh, bermanfaat & selalu dirindukan oleh yang membutuhkan.|Foto:newatlas.com

"Keberkahan bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki, tapi bagaimana Allah memberikan nilai lebih pada setiap detik usaha kita dan setiap rezeki yang kita peroleh."

Kehidupan kita yang serba cepat dan penuh tuntutan, sering kali membuat kita terpaku pada ukuran-ukuran kuantitatif. Berapa banyak yang kita miliki, seberapa cepat kita mencapai tujuan, atau seberapa besar hasil yang diperoleh. Namun, di balik semua itu, ada satu aspek yang sering terabaikan, namun memiliki dampak mendalam bagi kehidupan kita, yaitu keberkahan.

Keberkahan bukan sekadar berapa banyak, tetapi bagaimana kualitas dari apa yang kita miliki dan lakukan. Sebuah konsep yang melampaui materialisme, keberkahan adalah karunia Allah yang menjadikan sesuatu bernilai, mencukupi, dan memberikan kebaikan yang terus mengalir.

Mengapa Keberkahan Penting?

Syaikh Utsaimin rahimahullah pernah menyampaikan, "Berapa banyak orang yang Allah jadikan kebaikan yang banyak melalui tangannya dalam waktu yang sedikit, sementara yang lain tidak dapat melakukan itu di waktu yang banyak. Berapa banyak juga orang yang memiliki harta yang sedikit namun ia merasa nikmat dengannya karena Allah memberinya keberkahan." Pernyataan ini mengajarkan kita bahwa keberkahan tidak terletak pada jumlah atau waktu yang kita miliki, melainkan pada bagaimana Allah melimpahkan manfaat dalam setiap detik yang kita jalani dan setiap rezeki yang kita peroleh.

Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari bisa kita lihat pada seseorang yang bekerja keras dan ikhlas. Walaupun jam kerjanya mungkin lebih sedikit dibandingkan yang lain, namun produktivitas dan keberhasilannya jauh lebih besar. Ini bukan karena dia lebih pintar atau lebih beruntung, melainkan karena keberkahan yang Allah tanamkan dalam usahanya.

Inilah yang membuat kita merenungkan bahwa keberkahan adalah tentang bagaimana setiap tindakan, harta, atau waktu yang kita miliki dipenuhi oleh kebaikan, kepuasan, dan manfaat yang melampaui ukuran duniawi.

Mengukur Keberkahan: Kualitas Bukan Kuantitas

Jika kita teliti lebih jauh, keberkahan menuntut kita untuk memperhatikan kualitas, bukan sekadar kuantitas. Banyak orang yang memiliki kekayaan berlimpah, namun mereka merasa kekurangan. Sebaliknya, ada yang hidup dengan harta yang sederhana, namun selalu merasa cukup, damai, dan bahagia. Di sinilah letak perbedaan antara sekadar "memiliki" dan "diberkahi". Keberkahan memberikan nilai lebih pada sesuatu yang tampak kecil, namun berdampak besar.

Dalam konteks psikologi positif, keberkahan juga berhubungan dengan kesejahteraan batin. Kita mungkin memiliki segala sesuatu yang duniawi, tetapi tanpa keberkahan, hal-hal itu tidak akan memberikan kebahagiaan yang sejati. Sebaliknya, ketika keberkahan hadir, kita akan merasa bersyukur, puas, dan hidup dengan penuh makna.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an: "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. At-Talaq: 2-3). Rezeki yang dimaksud bukan hanya materi, tetapi juga ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan dalam hidup.

Mencari Keberkahan: Jalan Menuju Kehidupan Penuh Makna

Salah satu cara untuk meraih keberkahan adalah dengan menjalani hidup sesuai dengan ketaatan kepada Allah. Setiap perbuatan yang dilandasi niat baik dan sesuai syariat akan mengundang keberkahan. Misalnya, dalam bekerja, kita diajarkan untuk jujur, amanah, dan tidak tamak. Dengan melakukan pekerjaan secara profesional dan dengan niat untuk memberi manfaat kepada orang lain, Allah akan menanamkan keberkahan dalam usaha kita, sehingga meskipun hasil yang kita dapatkan tidak selalu besar secara materi, namun kebaikan yang lahir darinya sangatlah besar.

Di sisi lain, keberkahan dalam hubungan juga sangat penting. Keberkahan dalam pernikahan, misalnya, tidak ditentukan oleh seberapa mewah pesta yang diselenggarakan atau seberapa besar rumah yang dimiliki, tetapi bagaimana suami istri saling mencintai dan mendukung dengan penuh keikhlasan dan ridha Allah. Keberkahan dalam keluarga datang ketika hubungan didasarkan pada saling menghargai, berbuat baik, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Keberkahan dalam Produktivitas dan Karier

Sebagai seorang pemerhati Human Capital dan Talent Management, saya sering mendapati bagaimana keberkahan berperan besar dalam kesuksesan seseorang. Dalam dunia profesional, keberkahan bisa diartikan sebagai kemampuan untuk tetap produktif dan bermanfaat meskipun dengan sumber daya yang terbatas. Orang yang memiliki keberkahan dalam kariernya biasanya memiliki keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, mampu memberikan hasil yang berkualitas tanpa harus mengorbankan waktu berharga bersama keluarga atau kesehatan.

Sebagai seorang coach dan trainer, saya selalu menekankan pentingnya keberkahan dalam produktivitas. Fokus bukan pada bekerja lebih keras, tetapi bekerja lebih cerdas dengan niat yang tulus dan cara yang benar. Ketika niat kita adalah untuk memberikan manfaat, bukan sekadar mengejar harta atau pengakuan, Allah akan menurunkan keberkahan pada setiap usaha yang kita lakukan.

Menutup dengan Sabar, Rida, dan Syukur

Akhirnya, keberkahan adalah tentang sikap batin yang dipenuhi sabar, rida dan syukur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati." (HR. Muslim). Hati yang kaya adalah hati yang penuh dengan keberkahan, selalu merasa cukup dan bersyukur atas apa yang dimiliki.

Jadi, mari kita mulai mengubah cara pandang kita terhadap rezeki dan kesuksesan. Bukan lagi hanya fokus pada apa yang tampak di luar, tetapi juga mengejar keberkahan yang akan memberikan nilai sejati dalam hidup kita. Dengan demikian, kita akan menjalani hidup dengan lebih bermakna, damai, dan penuh kebahagiaan yang tak lekang oleh waktu.

Keberkahan, sungguh, adalah milik Allah semata. Semoga kita semua senantiasa dimudahkan untuk meraihnya dalam setiap aspek kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun