Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."
(QS. Taha: 124)
Sungguh, kita sedang menghadapi musibah besar ketika Al-Qur'an tak lagi menjadi teman keseharian kita. Jika kita tidak segera kembali pada-Nya, kita akan merasakan sempitnya kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.
Ketergantungan pada Dunia
Ketika kita kehilangan bagian dari dunia --- mungkin harta, jabatan, atau hubungan --- kita seringkali merasa dunia seolah runtuh. Kita terperangkap dalam kesedihan, kecemasan, bahkan kemarahan. Mengapa hal ini terjadi? Mungkin karena dunia ini telah terlalu besar tempatnya di dalam hati kita. Padahal Rasulullah shollallaahu 'alaihi wasallam pernah mengingatkan bahwa dunia tak lebih berharga dari bangkai anak kambing yang cacat.
Sabda beliau:
"Demi Allah, dunia ini lebih hina di sisi Allah daripada bangkai anak kambing di hadapan kalian."
(HR. Muslim)
Jika dunia tak lebih dari bangkai di mata Allah, mengapa kita begitu gundah ketika kehilangan sesuatu darinya? Bukankah seharusnya yang lebih kita risaukan adalah ketika kita kehilangan rasa cinta kepada-Nya, ketika kita menjauh dari-Nya, dan ketika hidayah-Nya terlepas dari genggaman kita?
Menemukan Kembali Hidayah
Kehilangan sebagian dari hidayah bukanlah akhir dari segalanya. Selama hayat masih dikandung badan, pintu taubat selalu terbuka. Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang senantiasa menunggu kita untuk kembali. Ia tak pernah menutup pintu bagi hamba-Nya yang datang dengan penuh penyesalan dan keinginan untuk berubah. Mari kita perbaiki hubungan kita dengan Allah, bangun kembali kekhusyukan dalam ibadah, lantunkan kembali Al-Qur'an dengan hati yang rindu, dan isi hari-hari kita dengan dzikir yang tulus.
Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102)
Menghidupkan Kembali Hati
Saat hati kita mulai merasakan kekosongan, jangan dibiarkan hampa terlalu lama. Segera isi kembali dengan mengingat Allah, dengan memperbanyak amal sholeh, dengan memohon kepada-Nya agar dikaruniakan hidayah yang murni. Jangan biarkan diri ini terbuai oleh gemerlapnya dunia, karena dunia hanyalah fatamorgana. Yang hakiki adalah ridha Allah dan kebersamaan kita dengan-Nya di akhirat kelak.