Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

4 Langkah Practical Problem Solving untuk Mendapatkan Solusi yang Cepat dan Tepat (1/3)

26 September 2024   06:07 Diperbarui: 26 September 2024   06:09 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh: Jika terdapat banyak keluhan pelanggan, setelah analisis, Anda mungkin menemukan bahwa 80% keluhan berasal dari hanya 20% faktor, misalnya, terkait keterlambatan pengiriman. Dengan fokus pada memperbaiki sistem pengiriman, sebagian besar masalah dapat diselesaikan.

Cara Keempat, Root Cause Analysis (RCA)

Root Cause Analysis adalah metode yang lebih komprehensif untuk menggali akar penyebab masalah dengan memadukan berbagai teknik analisis, seperti 5 Whys dan Fishbone Diagram. RCA bertujuan untuk menemukan penyebab mendasar yang memicu masalah dan mengembangkan tindakan korektif untuk menghindari pengulangan.

Langkah-langkah:
1. Identifikasi masalah secara jelas.
2. Kumpulkan data dan bukti terkait masalah.
3. Gunakan alat seperti 5 Whys atau Fishbone Diagram untuk mengidentifikasi penyebab potensial.
4. Verifikasi akar penyebab melalui data dan bukti tambahan.
5. Kembangkan solusi berdasarkan akar penyebab yang telah diidentifikasi.

Cara Kelima, Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)

FMEA digunakan untuk memprediksi kemungkinan kegagalan sebelum terjadi dan menganalisis penyebab yang mungkin menyebabkan kegagalan tersebut. Teknik ini lebih cocok untuk industri manufaktur atau proses yang melibatkan mesin dan alat berat, namun juga bisa diaplikasikan di bidang lain.

Langkah-langkah:
1. Identifikasi semua kegagalan yang mungkin terjadi dalam suatu proses.
2. Tentukan dampak dari setiap kegagalan.
3. Analisalah penyebab dari kegagalan tersebut.
4. Beri peringkat kegagalan berdasarkan tingkat keparahan, kemungkinan terjadi, dan kemampuan deteksi.
5. Fokus pada kegagalan dengan peringkat tertinggi.

Contoh: Dalam produksi, FMEA bisa membantu menemukan risiko kegagalan mesin yang dapat menyebabkan downtime besar. Setelah itu, fokuskan usaha pada mitigasi kegagalan tersebut.

Jadi, menerapkan metode yang tepat dalam menemukan akar penyebab masalah adalah kunci untuk menyelesaikan masalah secara efektif. Dengan menggunakan teknik seperti 5 Whys, Diagram Fishbone, Pareto Analysis, RCA, dan FMEA, Anda bisa memastikan bahwa penyelesaian masalah berfokus pada akar permasalahan, bukan hanya menangani gejalanya. Ini akan menghasilkan solusi yang lebih berkelanjutan dan mencegah masalah serupa terjadi di masa depan.

Bersambung....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun