Contoh: Jika terdapat banyak keluhan pelanggan, setelah analisis, Anda mungkin menemukan bahwa 80% keluhan berasal dari hanya 20% faktor, misalnya, terkait keterlambatan pengiriman. Dengan fokus pada memperbaiki sistem pengiriman, sebagian besar masalah dapat diselesaikan.
Cara Keempat, Root Cause Analysis (RCA)
Root Cause Analysis adalah metode yang lebih komprehensif untuk menggali akar penyebab masalah dengan memadukan berbagai teknik analisis, seperti 5 Whys dan Fishbone Diagram. RCA bertujuan untuk menemukan penyebab mendasar yang memicu masalah dan mengembangkan tindakan korektif untuk menghindari pengulangan.
Langkah-langkah:
1. Identifikasi masalah secara jelas.
2. Kumpulkan data dan bukti terkait masalah.
3. Gunakan alat seperti 5 Whys atau Fishbone Diagram untuk mengidentifikasi penyebab potensial.
4. Verifikasi akar penyebab melalui data dan bukti tambahan.
5. Kembangkan solusi berdasarkan akar penyebab yang telah diidentifikasi.
Cara Kelima, Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
FMEA digunakan untuk memprediksi kemungkinan kegagalan sebelum terjadi dan menganalisis penyebab yang mungkin menyebabkan kegagalan tersebut. Teknik ini lebih cocok untuk industri manufaktur atau proses yang melibatkan mesin dan alat berat, namun juga bisa diaplikasikan di bidang lain.
Langkah-langkah:
1. Identifikasi semua kegagalan yang mungkin terjadi dalam suatu proses.
2. Tentukan dampak dari setiap kegagalan.
3. Analisalah penyebab dari kegagalan tersebut.
4. Beri peringkat kegagalan berdasarkan tingkat keparahan, kemungkinan terjadi, dan kemampuan deteksi.
5. Fokus pada kegagalan dengan peringkat tertinggi.
Contoh: Dalam produksi, FMEA bisa membantu menemukan risiko kegagalan mesin yang dapat menyebabkan downtime besar. Setelah itu, fokuskan usaha pada mitigasi kegagalan tersebut.
Jadi, menerapkan metode yang tepat dalam menemukan akar penyebab masalah adalah kunci untuk menyelesaikan masalah secara efektif. Dengan menggunakan teknik seperti 5 Whys, Diagram Fishbone, Pareto Analysis, RCA, dan FMEA, Anda bisa memastikan bahwa penyelesaian masalah berfokus pada akar permasalahan, bukan hanya menangani gejalanya. Ini akan menghasilkan solusi yang lebih berkelanjutan dan mencegah masalah serupa terjadi di masa depan.
Bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H