Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggapai Cinta Allah: Rahasia di Balik Ilmu, Zuhud, dan Pemahaman Agama

16 September 2024   16:47 Diperbarui: 16 September 2024   17:23 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilihan dan ujian dalam kehidupan ini, selalu ada di setiap episode kehidupan. Karenanya, dalam kehidupan ini, manusia senantiasa dihadapkan pada berbagai pilihan yang menguji keimanannya.

Sebagai seorang mukmin, tentu kita memahami bahwa tujuan utama dari hidup ini bukanlah mengumpulkan harta duniawi atau mengejar kesenangan yang fana, melainkan mencapai keridaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kehidupan yang abadi di akhirat. Untuk itulah, Allah menganugerahkan kepada hamba-Nya jalan petunjuk yang terang, yakni ilmu tentang-Nya, zuhud terhadap dunia, dan pemahaman agama yang mendalam.

1. Ilmu tentang Allah: Kunci Rasa Takut dan Penghormatan kepada-Nya

Rasa takut kepada Allah bukanlah ketakutan yang didasari oleh rasa tertekan atau khawatir terhadap siksaan semata, melainkan sebuah bentuk penghormatan dan kecintaan yang mendalam kepada-Nya. Al-Fudhoil bin Iyadh -rahimahullah- menyatakan, "Takutnya seorang hamba kepada Allah tergantung kepada kadar keilmuannya tentang Allah."

Di sini, ilmu tentang Allah menjadi kunci penting yang membuka pintu-pintu rasa takut yang sejati, sebuah rasa takut yang menuntun kita untuk terus berusaha menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Seorang hamba yang benar-benar mengenal Allah akan menyadari betapa Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Allah, namun di sisi lain, ia juga memahami betapa tegas dan adilnya Allah dalam menegakkan hukum-Nya. Keilmuan ini bukan sekadar pemahaman intelektual, melainkan sebuah ilmu yang hidup dalam hati, yang membuat hamba semakin tunduk dan patuh kepada Rabb-nya. Hamba seperti inilah yang akan senantiasa menjaga dirinya dari maksiat, karena ia tahu bahwa Allah Maha Melihat segala amal perbuatannya.

2. Zuhud terhadap Dunia: Menggenggam Akhirat sebagai Tujuan

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia secara total atau hidup dalam kemiskinan, melainkan sikap hati yang tidak terikat pada dunia dan segala perhiasannya. Al-Fudhoil juga mengatakan, "Zuhudnya seorang hamba terhadap dunia tergantung kepada kadar kecintaannya kepada akhirat." Maka, semakin besar kecintaan seseorang terhadap akhirat, semakin zuhud pula ia terhadap dunia.

Dalam Islam, dunia hanyalah jembatan yang kita lalui untuk menuju kehidupan akhirat. Zuhud adalah sikap yang memandang dunia dengan mata hati yang jernih, tidak menjadikan harta, kekayaan, atau jabatan sebagai tujuan akhir.

Dengan bersikap zuhud, seorang muslim akan lebih fokus kepada ibadah, memanfaatkan setiap detik yang ia miliki untuk menambah bekal akhirat. Ia akan lebih mengutamakan amal saleh, sedekah, dan membantu sesama daripada sibuk mengejar kesenangan duniawi yang sementara.

3. Dipahamkan dalam Masalah Agama: Tanda Kebaikan dari Allah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun