Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Perekat Suami Istri dalam Rumah Tangga yang Bahagia Bukanlah Cinta?

15 September 2024   18:53 Diperbarui: 15 September 2024   18:54 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agama adalah perekat yang menjadikan cinta abadi.|Foto: jamimosque.org.uk

Hadis ini memberikan pelajaran berharga bahwa pernikahan bukanlah sekadar tentang menyatukan rasa cinta, melainkan bagaimana dua insan berjalan bersama menuju ridha Allah, saling mendukung dalam kebaikan, dan menyandarkan hubungan pada kekuatan agama.

Mengatasi Perbedaan dengan Kebijaksanaan Agama

Tidak ada rumah tangga yang bebas dari perbedaan. Bahkan, Rasulullah pun mengingatkan dalam sabda beliau, "Janganlah seorang mukmin (suami) membenci seorang mukminah (isteri), karena jika dia membenci salah satu perangainya; dia pasti masih suka perangai yang lainnya." (HR. Muslim: 1469).

Di sini, agama mengajarkan kita untuk selalu melihat kebaikan pasangan kita, bukan semata-mata fokus pada kekurangannya.

Sebab, dalam setiap diri manusia pasti ada kelemahan, namun ketika kita memiliki pondasi agama yang kuat, kita akan belajar untuk bersabar, saling memaafkan, dan mencari solusi yang tepat sesuai dengan petunjuk syariat.

Kesimpulan: Agama, Perekat Abadi

"Cinta yang kuat bukanlah yang dibangun di atas emosi semata, melainkan yang berakar pada agama. Di sanalah kita menemukan ketenangan, kebahagiaan, dan ridha Ilahi."

Pada akhirnya, pernikahan yang langgeng bukanlah yang semata-mata dibangun di atas cinta, melainkan yang berlandaskan agama. Agama adalah perekat yang menghubungkan dua hati untuk berjalan bersama dalam mencari ridha Allah, menghadapi segala ujian dengan tawakal, sabar, dan syukur.

Membangun rumah tangga dengan pondasi agama akan menjadikan cinta semakin kuat, sebab cinta tersebut bukan lagi bersifat duniawi, melainkan cinta yang melampaui batas dunia, cinta yang menuju jannah-Nya. Itulah hakikat cinta yang sesungguhnya; cinta yang terikat dengan agama, menjadi jalan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah untuk membangun rumah tangga yang kokoh dengan pondasi agama, sehingga cinta yang ada tidak hanya bertahan di dunia, tapi berlanjut hingga ke surga-Nya. Aamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun