Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Perekat Suami Istri dalam Rumah Tangga yang Bahagia Bukanlah Cinta?

15 September 2024   18:53 Diperbarui: 15 September 2024   18:54 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agama adalah perekat yang menjadikan cinta abadi.|Foto: jamimosque.org.uk

Hidup dan cinta itu satu bauran yang indah. Namun, dalam perjalanan hidup, banyak dari kita meyakini bahwa cinta adalah segalanya dalam membangun sebuah rumah tangga. Cinta menjadi pondasi yang dikira akan bertahan selamanya. Namun, kenyataannya, banyak rumah tangga yang dibangun atas dasar cinta semata tidak mampu bertahan menghadapi terpaan badai kehidupan. 

Mengapa demikian? Karena perekat terkuat antara suami istri bukanlah cinta yang bersifat sementara, melainkan agama yang menjadi pegangan abadi.

Fondasi Kuat dalam Pernikahan: Agama

Nabi Muhammad dengan tegas memberikan petunjuk dalam memilih pasangan hidup, sebagaimana yang tertuang dalam sabda beliau, "Dapatkanlah isteri yang memiliki agama (yang baik); niscaya kamu akan beruntung." (HR. Bukhari 5090 dan Muslim 1466). Di sini, Rasulullah menekankan bahwa agama adalah faktor penentu keberkahan dan kebahagiaan dalam rumah tangga. Cinta memang penting, namun agama akan menjadi pelindung dan pemandu bagi suami istri dalam menjalani suka dan duka kehidupan bersama.

Banyak yang salah paham bahwa cinta adalah satu-satunya elemen yang membuat rumah tangga harmonis. Cinta, dalam pandangan manusia, sering kali naik turun, tergerus oleh ujian waktu, kebiasaan, dan perubahan yang terjadi dalam diri setiap individu. Namun, jika cinta itu disandingkan dengan agama yang kokoh, cinta tersebut akan tumbuh subur, membuahkan rahmat dan kebahagiaan yang sejati.

Keteguhan Agama Memperkuat Cinta

Pernahkah kita menyaksikan pasangan yang meskipun telah bertahun-tahun menikah, masih tampak saling mencintai dengan penuh kasih sayang? Itu bukanlah semata karena rasa cinta, melainkan karena agama yang memperkuat hubungan mereka. Agama menjadi cahaya yang menerangi jalan mereka, memandu keduanya untuk saling menghormati, memahami, dan memaafkan dalam berbagai situasi.

Cinta yang dilandasi agama, bukanlah cinta yang hanya menginginkan kesenangan pribadi. Melainkan, cinta yang berorientasi pada keridaan Allah, mengarahkan suami dan istri untuk saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Agama mengajarkan kita untuk memahami pasangan dengan lebih dalam. Bukan hanya dari apa yang tampak di luar, tetapi dari segi akhlak, iman, dan keikhlasan. Oleh sebab itu, agama menjadi pondasi yang jauh lebih kuat daripada sekadar rasa cinta yang bersifat sementara.

Membangun Rumah Tangga di Atas Agama

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, seorang wanita bertanya kepada beliau tentang boleh atau tidaknya berbohong kepada suaminya jika ia tidak lagi mencintainya. Umar dengan bijak menjawab, "Ya, silahkan berbohong kepada kami (para suami).. jika salah seorang dari kalian (para isteri) tidak suka kepada kami, maka jangan katakan (ketidaksukaan) itu kepadanya!" Beliau menambahkan bahwa rumah tangga yang dibangun hanya di atas rasa cinta sangatlah sedikit. Hubungan yang sesungguhnya kuat didasari oleh Islam, kekerabatan, dan jiwa sosial. (Alma'rifah wat Tarikh 1/392).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun