Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kekerasan di Sekolah, Saatnya Revitalisasi Pendidikan dan Pembinaan Guru

6 September 2024   17:23 Diperbarui: 6 September 2024   17:24 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan bukan sekadar mengisi kepala, tapi juga menguatkan jiwa. Karenanya, kekerasan di sekolah tidak boleh pernah ada|Foto: TribunNews.com

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 46 Tahun 2023 telah memberikan kerangka kebijakan yang jelas untuk mencegah kekerasan di sekolah. Namun, implementasi kebijakan ini masih sering lemah di lapangan. Penerapan Sistem Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) harus lebih proaktif, tidak hanya fokus pada sanksi setelah kekerasan terjadi, tetapi juga pada edukasi preventif bagi guru dan siswa.

Setiap sekolah perlu mengadakan sosialisasi rutin terkait budaya anti-kekerasan. Guru, siswa, dan orang tua harus dilibatkan secara langsung dalam upaya ini agar tercipta kesadaran kolektif bahwa sekolah adalah tempat yang aman dan kondusif untuk belajar, bukan ruang untuk ketakutan.

4. Perspektif Human Capital dalam Pendidikan

Dari kacamata Human Capital, guru merupakan aset yang harus diberdayakan secara holistik. Pelatihan dan pengembangan guru tidak boleh hanya terfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pengembangan keterampilan lunak (soft skills), seperti kemampuan komunikasi, manajemen konflik, dan pengendalian emosi. Dengan pelatihan yang tepat, guru akan mampu menciptakan suasana belajar yang mendukung perkembangan siswa tanpa perlu menggunakan pendekatan kekerasan.

Hal ini menekankan bahwa pendekatan Human Capital dalam pendidikan tidak hanya soal manajemen kelas, tetapi juga tentang membangun tenaga pendidik yang berdaya, mampu beradaptasi dengan perubahan, dan menjadi teladan bagi siswa.

5. Dampak Psikologis terhadap Siswa

Kekerasan di lingkungan sekolah, baik fisik maupun verbal, meninggalkan dampak jangka panjang bagi siswa. Trauma yang dialami siswa tidak hanya mengganggu proses belajar, tetapi juga mempengaruhi kesehatan mental mereka. Lingkungan belajar yang seharusnya memotivasi, malah berubah menjadi tempat yang menimbulkan ketakutan dan ketidaknyamanan.

Oleh karena itu, diperlukan intervensi psikologis yang tepat terhadap siswa yang menjadi korban. Program konseling dan dukungan psikologis harus segera dilakukan untuk mengatasi trauma yang mungkin dialami. Ini juga menjadi momen bagi sekolah untuk mengkaji ulang sistem pendampingan psikologis yang tersedia bagi seluruh siswa.

6. Rekomendasi Jangka Panjang

Agar kejadian serupa tidak terulang, ada beberapa langkah strategis yang bisa diambil oleh institusi pendidikan:

* Pelatihan Ulang Guru. Program pelatihan yang berfokus pada manajemen kelas, keterampilan komunikasi, dan pengendalian emosi harus menjadi prioritas utama. Ini akan memperkuat kapasitas guru dalam menghadapi dinamika kelas tanpa harus melibatkan kekerasan.
 
* Pengawasan yang Lebih Baik. Teknologi harus dimanfaatkan secara optimal, misalnya dengan penerapan CCTV dan sistem pelaporan yang responsif. Ini akan memungkinkan kepala sekolah dan manajemen untuk segera mendeteksi dan menangani insiden kekerasan sebelum situasi memburuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun