"Jadikan Islam bukan hanya sebagai pegangan hidup, tetapi sebagai nafas yang menghidupkan jiwa, mengarahkan langkah, dan menuntun setiap tindakan menuju ridha-Nya."
Islam adalah agama yang sempurna, meresap ke dalam setiap aspek kehidupan manusia. Ia bukan sekadar ibadah ritual semata, melainkan jalan hidup yang menyeluruh, mencakup segala dimensi kehidupan: spiritual, moral, sosial, hingga ekonomi.
Islam bukan hanya tuntunan dalam sujud dan ruku', tetapi juga menjadi panduan dalam berpikir, bersikap, dan beramal. Dengan demikian, Islam harus kita jadikan sebagai nafas yang menghidupkan jiwa, pandangan hidup, dan tradisi yang mendarah daging dalam keseharian kita.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menegaskan dalam firman-Nya:
"Pada hari ini, telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu." (QS. Al-Ma'idah 5:3).
Ayat ini menjadi bukti nyata bahwa agama Islam adalah sempurna, tak perlu ditambah dan tak boleh dikurangi. Setiap Muslim diharuskan berpegang teguh pada ittiba', yaitu mengikuti secara penuh segala apa yang telah disyariatkan oleh Rasulullah . Iman kepada Allah dan ittiba' kepada Rasulullah adalah landasan utama dalam mengarungi kehidupan ini.
Islam sebagai Nafas Kehidupan
Sebagaimana manusia memerlukan udara untuk hidup, begitu pula Islam harus menjadi nafas yang mengalir dalam jiwa kita. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, dari hal yang besar hingga yang kecil, dari kehidupan individu hingga tata sosial.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah, "Tatkala Allah menyempurnakan agama mereka, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam."
Maka, seorang Muslim sejati harus senantiasa menjadikan Islam sebagai pegangan hidupnya, sebagai sumber kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Iman kepada Allah dan ittiba' kepada Rasulullah bukanlah pilihan semata, melainkan kewajiban yang harus diikuti secara utuh dan menyeluruh.
Islam sebagai Jiwa
Jiwa yang hidup adalah jiwa yang dipenuhi oleh cahaya Islam. Jiwa yang terpaut kepada Allah Azza wa Jalla adalah jiwa yang damai, tidak mudah goyah oleh cobaan duniawi. Islam memberikan kekuatan jiwa melalui pengamalan syariat dan akhlak yang luhur.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Akhlak yang mulia inilah yang menjadi ruh Islam, mengalirkan kehidupan yang berkah dan penuh rahmat dalam setiap langkah kita.
Jiwa yang dihidupkan oleh Islam adalah jiwa yang memahami bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah titipan dari Allah, dan semua amal perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Maka, seorang Muslim yang memiliki jiwa Islam akan senantiasa menjaga amanah dalam segala hal: terhadap Allah, sesama manusia, dan terhadap alam semesta.
Islam sebagai Pandangan Hidup
Islam memberikan pandangan hidup yang menyeluruh, tidak hanya terbatas pada urusan ibadah ritual, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dengan alam, dan dengan dirinya sendiri. Allah berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, ia adalah musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2:208).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Islam tidak boleh dipraktikkan secara parsial, memilih yang disukai dan meninggalkan yang dirasa sulit. Islam adalah jalan hidup yang total, memberikan panduan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup, kita akan terhindar dari kesesatan, karena panduan hidup kita adalah wahyu Allah yang sempurna.
Pandangan hidup seorang Muslim tidak boleh terpecah oleh tren dunia yang sering kali menyesatkan. Ketika Islam menjadi pandangan hidup, kita tidak akan terjebak oleh keinginan duniawi yang merusak, tetapi kita akan teguh pada prinsip-prinsip agama yang mengarahkan kita pada kebenaran.
Islam sebagai Tradisi
Ketika Islam menjadi tradisi dalam kehidupan, ia akan mendarah daging dalam setiap tindakan kita. Tradisi bukanlah sekadar rutinitas, tetapi merupakan manifestasi dari keyakinan dan prinsip yang dianut. Tradisi Islam mencakup segala bentuk ibadah, seperti shalat, zakat, dan puasa, tetapi juga harus tercermin dalam sikap dan perbuatan kita sehari-hari.
Tradisi Islam yang mulia akan menjadikan umatnya sebagai umat yang kuat, kokoh, dan berakhlak tinggi. Sebagaimana sabda Rasulullah , "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya." Inilah tradisi Islam yang harus kita pertahankan dan wariskan kepada generasi berikutnya.
Kesimpulan: Hidup Sepenuhnya dalam Naungan Islam
Menjadikan Islam sebagai nafas, jiwa, pandangan hidup, dan tradisi bukanlah pilihan, melainkan kewajiban bagi setiap Muslim. Islam adalah agama yang sempurna, merangkum segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk menjalankan Islam secara menyeluruh, baik dalam urusan ibadah, muamalah, maupun dalam adab dan akhlak kita.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, agar kita mampu menjadikan Islam sebagai jalan hidup yang kita pegang teguh, hingga akhir hayat. Sebagai hamba Allah, mari kita terus berusaha memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan sebaik-baiknya.
Allahu Ta'ala a'lam bish-shawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H