Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Di Balik Tirai Sandiwara: Risiko Manipulasi Politik yang Mengancam Bangsa

30 Agustus 2024   10:48 Diperbarui: 30 Agustus 2024   11:36 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika politik menjadi panggung sandiwara, masyarakat harus berani mengambil peran utama sebagai penjaga kebenaran dan keadilan. Jangan biarkan diri kita menjadi pion dalam permainan kekuasaan yang licik. Mari kita bersatu, melawan manipulasi, dan memperjuangkan masa depan bangsa yang lebih jujur dan berintegritas."

Menakar Risiko Sandiwara Politik Masif

Bagi politisi, politik perlu dicermati dengan jeli dan seksama. Karena politik itu sendiri bisa jadi panggung sandiwara, yang ceritanya mudah berubah.

Dalam panggung politik yang kian kompleks dan penuh liku, kita dihadapkan pada fenomena sandiwara politik yang semakin canggih dan terstruktur.

Dari perspektif Risk Management, memahami risiko yang muncul dari drama politik ini adalah tugas yang sangat penting. Mengapa? Karena stabilitas politik merupakan fondasi bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Sebuah sandiwara politik yang masif, jika tidak diukur dan dikelola dengan baik, dapat mengancam demokrasi, menurunkan kepercayaan publik, dan melemahkan institusi-institusi negara.

Dinamika Sandiwara Politik: Menyikap Risiko yang Mengancam

Pada Pilkada Jakarta, drama politik ini tampak begitu jelas. Ketika aktor-aktor politik saling berbagi peran dalam sebuah skenario yang terstruktur, pertanyaan yang muncul adalah: "Apakah ini sekadar permainan kekuasaan, atau ada risiko besar yang sedang mengintai di balik layar?"

Salah satu indikasi dari sandiwara politik adalah bagaimana para tokoh politik yang sebelumnya tampak berseberangan, kini bermain dalam satu panggung yang sama. Mereka menciptakan konflik yang tampaknya nyata di mata publik, namun di balik layar, mereka berkolaborasi untuk tujuan bersama yang mungkin tidak sejalan dengan kepentingan rakyat.

Kita melihat bagaimana peran-peran tertentu dimainkan secara dramatis untuk memancing reaksi publik dan mengalihkan perhatian dari isu-isu substansial yang sebenarnya lebih mendesak.

Transisi dari Konflik Semu ke Risiko Nyata

Saat konflik-konflik semu ini terus berlanjut, kita harus menyadari bahwa risiko terbesar bukan hanya pada permainan politik itu sendiri, tetapi pada dampak jangka panjang yang dihasilkannya. Dari perspektif Risk Management, risiko ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori:

1. Risiko Institusional. Saat aktor politik utama memainkan peran ganda, menggunakan lembaga negara untuk memanipulasi hukum dan menciptakan ketidakpastian hukum, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara mulai terkikis. Ini adalah risiko besar bagi stabilitas politik dan sosial, yang dapat mengakibatkan ketidakpercayaan jangka panjang terhadap institusi-institusi yang seharusnya netral dan berfungsi sebagai penjaga demokrasi.

2. Risiko Sosial. Masyarakat yang merasa tertipu dan dimanipulasi dapat mengekspresikan kemarahan mereka melalui protes dan kerusuhan. Kita sudah melihat bagaimana protes meluas ke hampir seluruh provinsi, menyebabkan luka-luka dan bahkan kematian. Ini tidak hanya merusak tatanan sosial tetapi juga menimbulkan biaya ekonomi yang signifikan, dari kerusakan infrastruktur hingga gangguan terhadap aktivitas ekonomi sehari-hari.

3. Risiko Politik. Aktor-aktor politik yang menggunakan drama ini untuk meningkatkan pengaruh mereka sebenarnya menciptakan ketidakstabilan politik yang lebih besar. Ketika politik menjadi lebih tentang permainan kekuasaan daripada representasi rakyat, risiko keretakan politik dan hilangnya legitimasi semakin besar.

Ini bisa mengakibatkan fragmentasi politik yang membuat negara sulit untuk bergerak maju dengan kebijakan yang kohesif dan berorientasi pada kemajuan.

Membangun Kesadaran dan Menyiapkan Tindakan Kolektif

Dari sudut pandang seorang negarawan yang mencintai rakyat, bangsa, dan negeri ini, langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk mengatasi risiko-risiko ini. Pendidikan politik yang sehat, yang menekankan pentingnya integritas dan transparansi, harus menjadi prioritas.

Selain itu, rakyat harus didorong untuk lebih kritis terhadap permainan politik dan tidak mudah terpancing oleh drama yang hanya memecah belah.

Kita harus menekankan pentingnya solidaritas sosial dan politik yang didasarkan pada nilai-nilai yang luhur dan etis. Saatnya rakyat bersatu dan bersama-sama menuntut perubahan yang lebih substansial dan nyata. Demokrasi harus kembali ke esensi dasarnya sebagai alat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan sebagai alat manipulasi segelintir elit.

Kesimpulan: Mengubah Sandiwara menjadi Aksi Nyata

Meskipun situasi politik saat ini mungkin tampak suram dan penuh dengan risiko, harapan tetap ada. Kita sebagai bangsa harus bersatu untuk mengubah narasi ini. Sandiwara politik yang masif hanya bisa diatasi dengan aksi nyata yang berfokus pada reformasi sistem politik dan pemberdayaan rakyat. Dengan kesadaran kolektif dan komitmen untuk mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau kelompok, kita dapat menavigasi melalui risiko-risiko ini dan menuju masa depan yang lebih stabil dan adil bagi semua.

Sebagai penutup, jangan pernah kita lupakan bahwa setiap krisis adalah peluang untuk refleksi dan reformasi. Inilah saatnya bagi bangsa ini untuk melihat ke dalam, menakar risiko-risiko yang ada, dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik, bebas dari manipulasi dan sandiwara politik yang memecah belah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun