2. Risiko Sosial. Masyarakat yang merasa tertipu dan dimanipulasi dapat mengekspresikan kemarahan mereka melalui protes dan kerusuhan. Kita sudah melihat bagaimana protes meluas ke hampir seluruh provinsi, menyebabkan luka-luka dan bahkan kematian. Ini tidak hanya merusak tatanan sosial tetapi juga menimbulkan biaya ekonomi yang signifikan, dari kerusakan infrastruktur hingga gangguan terhadap aktivitas ekonomi sehari-hari.
3. Risiko Politik. Aktor-aktor politik yang menggunakan drama ini untuk meningkatkan pengaruh mereka sebenarnya menciptakan ketidakstabilan politik yang lebih besar. Ketika politik menjadi lebih tentang permainan kekuasaan daripada representasi rakyat, risiko keretakan politik dan hilangnya legitimasi semakin besar.
Ini bisa mengakibatkan fragmentasi politik yang membuat negara sulit untuk bergerak maju dengan kebijakan yang kohesif dan berorientasi pada kemajuan.
Membangun Kesadaran dan Menyiapkan Tindakan Kolektif
Dari sudut pandang seorang negarawan yang mencintai rakyat, bangsa, dan negeri ini, langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk mengatasi risiko-risiko ini. Pendidikan politik yang sehat, yang menekankan pentingnya integritas dan transparansi, harus menjadi prioritas.
Selain itu, rakyat harus didorong untuk lebih kritis terhadap permainan politik dan tidak mudah terpancing oleh drama yang hanya memecah belah.
Kita harus menekankan pentingnya solidaritas sosial dan politik yang didasarkan pada nilai-nilai yang luhur dan etis. Saatnya rakyat bersatu dan bersama-sama menuntut perubahan yang lebih substansial dan nyata. Demokrasi harus kembali ke esensi dasarnya sebagai alat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan sebagai alat manipulasi segelintir elit.
Kesimpulan: Mengubah Sandiwara menjadi Aksi Nyata
Meskipun situasi politik saat ini mungkin tampak suram dan penuh dengan risiko, harapan tetap ada. Kita sebagai bangsa harus bersatu untuk mengubah narasi ini. Sandiwara politik yang masif hanya bisa diatasi dengan aksi nyata yang berfokus pada reformasi sistem politik dan pemberdayaan rakyat. Dengan kesadaran kolektif dan komitmen untuk mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau kelompok, kita dapat menavigasi melalui risiko-risiko ini dan menuju masa depan yang lebih stabil dan adil bagi semua.
Sebagai penutup, jangan pernah kita lupakan bahwa setiap krisis adalah peluang untuk refleksi dan reformasi. Inilah saatnya bagi bangsa ini untuk melihat ke dalam, menakar risiko-risiko yang ada, dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik, bebas dari manipulasi dan sandiwara politik yang memecah belah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H