Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Patutkah Secara Etik Eks Terpidana Korupsi Menjadi Komisaris BUMN ?

30 Agustus 2024   08:48 Diperbarui: 30 Agustus 2024   08:49 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemimpin sejati membangun kepercayaan, bukan hanya posisi. | Foto: indiafilings.com

"Integritas bukan hanya tentang apa yang kita lakukan saat orang lain melihat, tapi juga tentang keputusan yang kita buat saat hanya diri kita yang tahu. Menjaga integritas di setiap langkah adalah fondasi untuk membangun kepercayaan dan reputasi yang kokoh."

Pengangkatan eks terpidana korupsi sebagai komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru-baru ini menuai kontroversi di kalangan publik. Sebagai seorang praktisi di bidang Risk Management, saya merasa penting untuk menganalisis kebijakan ini secara mendalam. Apakah benar langkah ini dapat memberikan manfaat bagi BUMN, ataukah sebaliknya, justru menciptakan risiko dan masalah baru yang berdampak pada kinerja dan reputasi perusahaan negara?

Risiko dan Etika dalam Penunjukan Komisaris BUMN

Penunjukan seorang eks terpidana korupsi menjadi komisaris BUMN seharusnya dipertimbangkan dengan hati-hati, mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkannya terhadap reputasi perusahaan dan kepercayaan publik. Dalam Peraturan Menteri BUMN yang terbaru, dinyatakan bahwa seorang komisaris tidak boleh pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu lima tahun sebelum pengangkatan. Meskipun aturan ini memberikan batas waktu lima tahun, permasalahan etika dan kepantasan tetap menjadi sorotan utama.

Kehadiran mantan terpidana korupsi di posisi penting seperti komisaris dapat menimbulkan persepsi negatif bahwa BUMN tidak serius dalam menjalankan prinsip tata kelola yang baik (good corporate governance). Sebagai aset negara, BUMN seharusnya dijaga integritasnya dengan sangat ketat, terutama dalam hal pengangkatan pejabat tinggi yang akan menentukan arah strategis perusahaan.

Potensi Konflik Kepentingan dan Beban Bagi BUMN

Selain itu, penunjukan ini juga berpotensi menimbulkan konflik kepentingan, terutama jika individu tersebut memiliki hubungan dekat dengan tokoh politik atau partai tertentu. Konflik kepentingan ini bisa mengganggu proses pengambilan keputusan yang objektif dan transparan, yang pada akhirnya dapat merugikan BUMN dan kepentingan negara secara keseluruhan. Ada kekhawatiran bahwa pengangkatan seperti ini lebih didasari pada pertimbangan politis daripada pertimbangan profesional dan kompetensi.

Potensi konflik kepentingan ini dapat memperburuk citra BUMN di mata publik dan investor. Keputusan yang tidak berbasis meritokrasi dan kompetensi dapat merusak kepercayaan pemangku kepentingan terhadap BUMN. Hal ini juga berpotensi menjadi beban berat bagi BUMN, terutama dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai perusahaan milik negara yang seharusnya beroperasi dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas tinggi.

Pentingnya Kepemimpinan Berintegritas

Kepemimpinan berintegritas di lingkungan BUMN sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan milik negara dapat menjalankan misinya dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi negara dan masyarakat. Eks terpidana korupsi, meskipun telah menjalani hukuman, masih memiliki bayang-bayang masa lalu yang dapat mempengaruhi persepsi publik dan integritas lembaga.

Dalam perspektif Human Capital, ini merupakan isu serius. Mengapa? Karena tentu saja ini berpotensi menurunkan motivasi dan moral karyawan yang bekerja di bawah kepemimpinan yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai integritas dan transparansi.

Pengangkatan pejabat tinggi, seperti komisaris BUMN, seharusnya berdasarkan pada kompetensi, rekam jejak yang bersih, dan komitmen terhadap nilai-nilai etika yang tinggi. Langkah ini akan memastikan bahwa kepemimpinan di BUMN dapat bekerja secara efektif dan efisien, tanpa terhalang oleh isu-isu yang dapat merusak reputasi dan kepercayaan publik.

Kebijakan yang Lebih Bijak untuk Masa Depan

Melihat dari berbagai sudut pandang di atas, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mempertimbangkan kebijakan yang lebih bijak dalam pengangkatan komisaris BUMN di masa depan. Transparansi dalam proses seleksi dan penunjukan, serta memastikan bahwa individu yang dipilih memiliki rekam jejak yang bersih dan kompetensi yang sesuai, adalah langkah awal yang baik. Selain itu, penekanan pada integritas dan etika dalam pengangkatan pejabat BUMN akan membantu memulihkan kepercayaan publik dan memastikan bahwa BUMN dapat beroperasi dengan maksimal untuk kepentingan negara.

Kesimpulan

Pengangkatan eks terpidana korupsi sebagai komisaris BUMN menimbulkan banyak pertanyaan tentang etika, kepatutan, dan potensi konflik kepentingan. Untuk memastikan BUMN tetap menjadi aset berharga bagi negara dan masyarakat, sangat penting untuk menjalankan proses penunjukan pejabat tinggi dengan integritas tinggi dan transparansi. Hanya dengan cara ini, BUMN dapat melanjutkan perannya sebagai pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional, tanpa dibebani oleh isu-isu yang dapat merusak reputasi dan kepercayaan publik.

Kedepannya, mari kita berharap bahwa pengangkatan komisaris BUMN didasarkan pada meritokrasi, kompetensi, dan integritas, demi masa depan yang lebih baik dan transparan bagi perusahaan milik negara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun