amal jariyah. Semakin banyak tulisan, semakin luas anugerah-Nya."
"Menulis dengan niat dakwah adalah cara kita mengubah karya ilmiah menjadiPerjalanan akademik di mana pun di dunia ini sungguh penuh tantangan. Penulisan karya ilmiah di dalam perjalanan akademik itu, sering kali memerlukan dedikasi dan tenaga yang tidak sedikit.
Bagi para cendekiawan, lulusan kampus, dan para intelektual, proses ini adalah salah satu bentuk ibadah yang mengharuskan kejelian, ketelitian, dan kesabaran. Namun, setelah selesai menulis karya ilmiah yang mendalam dan penuh usaha, ada sebuah langkah penting yang seringkali terlewatkan ---memperbanyak karya illahiah.
Dakwah Bil Qalam: Penulisan sebagai Ibadah
Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Katakan, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang mukmin akan melihat pekerjaanmu.'" (QS. At-Taubah 9: 105). Konsep dakwah bil qalam, yakni dakwah melalui tulisan, adalah bentuk ibadah yang mulia dan agung. Ketika kita menulis, baik itu dalam bentuk artikel, buku, atau karya tulis lainnya, kita memiliki kesempatan untuk menyebarluaskan ilmu dan nilai-nilai Islam kepada umat. Dalam konteks ini, penulisan tidak hanya sekadar aktivitas akademik, tetapi juga merupakan bagian dari amal jariyah yang insya Allah akan terus mengalirkan pahala kepada penulisnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya." (HR. Muslim). Penulisan yang kita lakukan dengan niat tulus untuk menyebarkan ilmu dan kebaikan adalah bentuk dari menunjukkan jalan menuju kebaikan, dan akan mendapatkan pahala yang terus mengalir.
Menulis Karya Ilahiah: Dari Kesulitan Menuju Kemudahan
Seringkali, kita merasakan kesulitan dan kelelahan dalam proses penulisan karya ilmiah. Namun, saatnya untuk melangkah ke dimensi yang lebih luas---menulis karya dakwah yang lebih "mudah" dan penuh berkah. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan niat yang tulus dan kuat, insya Allah, Allah akan mempermudah jalan kita. Ini adalah saat yang tepat untuk beralih dari hanya sekadar menghasilkan karya ilmiah ke menghasilkan karya-karya yang dapat memberikan manfaat spiritual dan sosial. Tuliskan hal-hal yang sederhana namun bermanfaat bagi sesama, karena dalam kesederhanaan sering kali tersembunyi kekuatan yang luar biasa.
Rutin dan Terus-Menerus: Menjadikan Karya Sebagai Aliran Pahala
Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "..jika ada kebajikan meskioun sekecil zarrah, pasti Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya." (QS. An-Nisa 4: 40). Tulisan-tulisan artikel kecil, pendek atau pun sederhana, In Syaa Allah akan ada manfaatnya.
Menjadikan penulisan sebagai rutinitas adalah kunci untuk memastikan bahwa karya-karya kita bukan hanya sekadar catatan di atas kertas, tetapi juga aliran pahala yang terus mengalir. Dengan konsistensi dalam menulis karya dakwah, kita mengubah kebiasaan tersebut menjadi amalan yang berharga dan penuh makna. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi kita sendiri, tetapi juga bagi banyak orang yang akan merasakan dampak positif dari tulisan-tulisan tersebut.
Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad). Dengan setiap tulisan yang kita hasilkan, kita memiliki peluang untuk memberikan manfaat yang luas dan mendalam bagi umat manusia.
Menulis untuk Anugerah Ilahi: Memperoleh Kebaikan yang Berlipat Ganda
Semakin banyak karya yang kita hasilkan, semakin besar pula anugerah dan kebaikan yang akan Allah berikan kepada kita. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Kami akan menghapus kesalahan-kesalahan orang-orang beriman dan memgerjakan kebajikan. Mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Ankabut 29: 7).
Penulisan yang dilandasi dengan niat yang benar tidak hanya akan memperkaya ilmu pengetahuan umat, tetapi juga akan membuka pintu-pintu rezeki dan berkah yang tak terhingga. Dalam setiap huruf dan kalimat yang kita tulis, terdapat potensi untuk meraih ridha Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Penutup
Sebagai penutup, marilah kita menyadari betapa pentingnya memperbanyak karya illahiah setelah menulis karya ilmiah. Dengan mengalihkan fokus dari sekadar pencapaian akademik menuju penciptaan tulisan-tulisan dakwah yang penuh makna, kita tidak hanya memperkaya diri kita sendiri, tetapi juga berkontribusi pada kebaikan umat secara keseluruhan.
Semoga setiap karya yang kita tulis menjadi cahaya penerang, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan penuh harapan, mari kita terus berjuang untuk memanfaatkan keilmuan kita sebagai sarana untuk meraih keridhaan Allah dan mengumpulkan pahala yang tak terhingga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H