"Pernikahan adalah amanah suci, perlakukan istrimu dengan cinta dan kelembutan, sebagaimana engkau ingin putrimu diperlakukan oleh suaminya."
Sebagai seorang sahabat, izinkanlah aku menyampaikan sepenggal nasihat yang tulus dan penuh kasih untuk para suami, khususnya di zaman yang penuh dengan cobaan ini. Nasihat ini adalah cermin, tempat kita berkaca dan menata hati, agar peran kita sebagai suami bukan sekadar tanggung jawab, melainkan juga ladang ibadah yang indah di hadapan Allah Ta'ala.
1. Menyikapi Pernikahan Sebagai Amanah Agung
Wahai para suami, ketahuilah bahwa pernikahan bukanlah sekadar ikatan lahiriah antara dua insan. Ia adalah amanah agung yang Allah titipkan kepada kita. Ketika engkau mengucapkan ijab qabul, engkau tidak hanya mengikat janji di hadapan istrimu, tetapi juga di hadapan Sang Pencipta.
Ingatlah bahwa Allah Ta'ala berfirman:
"Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Allah menciptakan pasangam-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, serta Allah jadikan rasa kasih dan sayang diantaramu. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Rum 30: 21)
Allah mengingatkan kita bahwa istri adalah sumber ketenangan, kasih sayang, dan cinta. Maka perlakukanlah dia dengan sebaik-baiknya, sebagaimana engkau ingin putrimu diperlakukan oleh suaminya kelak.
2. Lembut dan Santunlah dalam Berkata dan Berbuat
Syaikh Muhammad bin Sholeh al-'Utsaimin rohimahullahu ta'ala memberikan nasihat yang amat dalam untuk kita renungkan. Beliau berkata:
"Ketahuilah bahwa hubunganmu dengan istrimu wajib engkau ukur seperti seorang pria yang menjadi suami bagi putrimu, bagaimana seharusnya dia memperlakukan putrimu."
Bayangkanlah, wahai para suami, bagaimana engkau ingin putrimu diperlakukan oleh suaminya. Tentu engkau ingin dia disayangi, dihormati, dan diperlakukan dengan penuh kelembutan. Lantas, mengapa engkau membiarkan dirimu bersikap kasar dan keras kepada istrimu? Apakah engkau ridho jika anakmu diperlakukan demikian?
Sungguh, jika engkau tidak ridho, maka janganlah engkau perlakukan istrimu dengan cara yang engkau tidak ingin orang lain perlakukan putrimu.
3. Memahami Hati Istri: Sebuah Kunci Keharmonisan
Setiap istri memiliki hati yang lembut, meskipun terkadang ia tampak kuat di hadapanmu. Janganlah engkau abaikan perasaan dan pikirannya. Rasulullah adalah contoh teladan bagi kita semua. Beliau senantiasa bersikap lembut kepada istri-istri beliau, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun.
Ketika Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha merasa cemburu, Rasulullah dengan penuh kasih sayang menenangkannya. Inilah bukti bahwa memahami hati istri adalah kunci keharmonisan rumah tangga.
4. Jadilah Pelindung, Bukan Penguasa
Wahai para suami, engkau adalah pemimpin dalam rumah tangga, tetapi bukan berarti engkau menjadi penguasa yang otoriter. Tugasmu adalah melindungi dan membimbing keluargamu dengan penuh cinta. Rasulullah bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian kepada keluargaku." (HR. Tirmidzi)
Bersikaplah adil, bijaksana, dan penuh kasih sayang. Jadikan rumahmu sebagai tempat yang selalu dirindukan oleh istrimu karena ketentraman yang engkau ciptakan di dalamnya.
5. Menjaga Komunikasi yang Baik
Komunikasi adalah jembatan yang menghubungkan hati suami dan istri. Jangan biarkan kesibukan dunia mengikis perhatianmu terhadap istrimu. Luangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesahnya, berbicara dari hati ke hati, dan merajut kebersamaan yang bermakna. Ketahuilah, kata-kata yang diucapkan dengan penuh kasih dapat menghilangkan segala duka dan kepenatan yang dirasakan istrimu.
Penutup
Wahai para suami, peranmu dalam pernikahan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Jadikanlah rumah tanggamu sebagai surga kecil di dunia dengan mencurahkan cinta, kasih sayang, dan kelembutan kepada istrimu. Ingatlah selalu nasihat dari Syaikh Muhammad bin Sholeh al-'Utsaimin rohimahullahu ta'ala, bahwa perlakukanlah istrimu sebagaimana engkau ingin putrimu diperlakukan oleh suaminya.
Semoga kita semua diberikan kekuatan dan hidayah untuk menjadi suami yang mulia di mata Allah dan istri kita. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H