Dalam Surah Ali Imran 3 ayat 38, Nabi Zakariya berdoa dengan penuh kerendahan hati:
"Rabbi hablii min ladunka dzurriyyatan thayyibatan innaka samii'ud du'aa."
"Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa."
Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Zakariya AS dalam kerinduan akan keturunan yang saleh. Sebagai seorang hamba Allah, kita diingatkan bahwa anak-anak adalah anugerah dari Allah, dan kita perlu memohon kepada-Nya agar dikaruniai anak-anak yang baik, yang tumbuh dalam keimanan dan ketaatan kepada-Nya. Doa ini juga adalah cerminan dari harapan kita, untuk memiliki keturunan yang menjadi penolong dalam menyebarkan kebaikan. Juga, menjadi pribadi yang membawa manfaat bagi orang lain.
3. Doa Memohon Anak-Anak yang Menegakkan Shalat
Nabi Ibrahim AS memanjatkan sebuah doa yang penuh harap dalam Surah Ibrahim ayat 40:
"Rabbi ij'alnii muqiimash shalaati wa min dzurriyyatii, rabbanaa wa taqabbal du'aa."
"Ya Tuhanku, jadikan aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."
Shalat adalah tiang agama, dan melalui doa ini, kita memohon agar Allah menjadikan anak-anak kita hamba-hamba yang senantiasa mendirikan shalat dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan.
Doa ini mengingatkan kita bahwa di antara tanggung jawab terbesar seorang orang tua adalah mendidik anak-anaknya untuk senantiasa dekat dengan Allah, melalui ibadah yang benar. Doa ini juga mengandung permohonan agar Allah menerima segala doa kita, karena hanya kepada-Nya kita berharap.
Kesimpulan: Menjalin Harapan dalam Doa
Ketiga doa ini adalah manifestasi dari harapan dan cinta kita sebagai orang tua kepada anak-anak kita. Di dalamnya terdapat permohonan agar anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang shaleh, yang berbakti kepada Allah dan bermanfaat bagi sesama. Sebagai sesama hamba Allah, kita diingatkan bahwa doa itu adalah senjata orang beriman. Cahaya langit dan bumi. Karenanya, tidak ada yang lebih mustajab daripada doa orang tua untuk anak-anaknya.