Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengurai Benang Kusut Komunikasi Orang Tua dan Anak, Apa yang Salah?

12 Agustus 2024   08:47 Diperbarui: 12 Agustus 2024   09:28 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agar konflik tak berulang, pahami perbedaan, hindari miskomunikasi, bangun hubungan yang harmonis. | Foto: news24.com

"Komunikasi yang penuh pemahaman adalah jembatan yang dapat menghubungkan hati orang tua dan anak, dan mengubah perbedaan menjadi kekuatan."

Miskomunikasi antara orang tua dan anak, terutama pada usia remaja, sering kali menjadi sumber konflik yang berkelanjutan. Meskipun hubungan ini didasari oleh kasih sayang yang dalam, perbedaan cara berpikir, merasa, dan bertindak antara orang tua dan anak sering kali menjadi pemicu utama dari ketidakpahaman yang terus-menerus. Dalam konteks ini, memahami penyebab miskomunikasi ini menjadi sangat penting untuk memperkuat hubungan keluarga dan mencegah konflik yang tidak perlu.

Memahami untuk dapat dipahami, adalah prinsip utama untuk hubungan dan komunikasi yang baik, benar dan lekat.

Pentingnya Memahami Perbedaan Kecerdasan dalam Komunikasi

Menurut konsep STIFIn, setiap individu memiliki mesin kecerdasan dominan yang mempengaruhi cara mereka memproses informasi dan berkomunikasi. Mesin kecerdasan ini dibagi menjadi lima jenis: Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Instinct. Setiap mesin kecerdasan memengaruhi cara seseorang melihat dunia dan berinteraksi dengan orang lain, termasuk dalam hubungan antara orang tua dan anak.

Sebagai contoh, seorang ibu dengan mesin kecerdasan Sensing mungkin cenderung lebih fokus pada detail dan fakta konkret. Sementara itu, seorang anak dengan mesin kecerdasan Intuiting mungkin lebih tertarik pada gambaran besar dan berpikir secara abstrak. Ketika dua gaya berpikir yang berbeda ini bertemu, tidak jarang terjadi miskomunikasi. Sang ibu mungkin merasa anaknya terlalu mengawang-awang, sedangkan sang anak mungkin merasa ibunya terlalu kaku dan kurang imajinatif.

Preferensi Ekstrovert vs. Introvert dalam Komunikasi

Selain perbedaan mesin kecerdasan, preferensi antara ekstrovert dan introvert juga dapat menyebabkan miskomunikasi. Orang tua yang ekstrovert mungkin cenderung lebih terbuka dan langsung dalam berkomunikasi, sedangkan anak yang introvert mungkin lebih suka merenung dan berpikir sebelum berbicara. Ketika komunikasi terjadi antara dua individu dengan preferensi ini, interaksi bisa terasa tidak seimbang. Orang tua yang ekstrovert mungkin merasa frustrasi dengan anak yang terlalu diam, sementara anak yang introvert bisa merasa terbebani oleh tuntutan untuk terus berbicara atau mengekspresikan diri.

Gaya Komunikasi yang Berbeda: Logika vs. Emosi

Gaya komunikasi yang berbeda juga memainkan peran penting dalam terciptanya miskomunikasi. Misalnya, seorang ibu dengan mesin kecerdasan Thinking mungkin lebih cenderung berbicara dengan logika dan rasionalitas. Sebaliknya, seorang anak dengan mesin kecerdasan Feeling mungkin lebih mengutamakan perasaan dan empati dalam setiap diskusi. Dalam situasi konflik, gaya komunikasi yang berbeda ini bisa menimbulkan ketidakpahaman yang mendalam. Ibu yang berpikir logis mungkin merasa frustrasi karena anaknya terlalu emosional, sementara anaknya mungkin merasa tidak didengarkan atau dipahami secara emosional.

Penanganan Konflik yang Berbeda

Penanganan konflik juga dapat menjadi penyebab miskomunikasi yang berulang. Sebagai contoh, seorang ibu dengan mesin kecerdasan Instinct mungkin cenderung mengambil tindakan cepat dan tegas ketika menghadapi konflik. Sebaliknya, seorang anak dengan mesin kecerdasan Feeling mungkin lebih memilih untuk mendiskusikan perasaan dan mencari solusi yang harmonis. Perbedaan pendekatan ini bisa memperburuk konflik, terutama jika tidak ada kesadaran atau penghargaan terhadap perbedaan ini.

Pentingnya Kesadaran Akan Perbedaan Mesin Kecerdasan

Salah satu alasan utama mengapa miskomunikasi ini terus berulang adalah karena kurangnya kesadaran akan perbedaan mesin kecerdasan antara orang tua dan anak. Tanpa pemahaman ini, orang tua dan anak mungkin merasa tidak dimengerti atau diabaikan, yang pada akhirnya meningkatkan frustrasi dan kemungkinan terjadinya konflik. Penting bagi orang tua untuk tidak hanya memahami mesin kecerdasan mereka sendiri, tetapi juga mesin kecerdasan anak-anak mereka.

Dengan melakukan ini, mereka dapat menyesuaikan cara berkomunikasi untuk lebih sesuai dengan kebutuhan anak, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya miskomunikasi.

Mengatasi Miskomunikasi dan Membangun Hubungan yang Lebih Baik

Untuk mengatasi masalah ini, orang tua disarankan untuk melakukan Tes STIFIn, yang dapat membantu mengidentifikasi mesin kecerdasan dominan dalam diri mereka dan anak-anak mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana masing-masing individu memproses informasi dan berkomunikasi, orang tua dan anak dapat bekerja sama untuk menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan harmonis.

Pada akhirnya, kunci untuk menghindari miskomunikasi yang berulang dan mengurangi konflik adalah dengan memahami dan menghargai perbedaan yang ada, serta berkomitmen untuk terus belajar dan beradaptasi satu sama lain. Dengan demikian, hubungan antara orang tua dan anak dapat menjadi lebih kuat, harmonis, dan penuh kasih sayang.

Referensi:
- "Konsep STIFIn dalam Komunikasi Keluarga," STIFIn Community, 2023.
- "Mengatasi Miskomunikasi dalam Keluarga," Jurnal Psikologi Perkembangan, Vol. 8, No. 2, 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun