Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penulis, Yuk Sadarilah Godaan-Godaan Ini

8 Agustus 2024   21:07 Diperbarui: 8 Agustus 2024   21:30 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

9. Perasaan kesepian.
   Menulis sering kali adalah aktivitas yang soliter. Merasa terisolasi bisa menjadi tantangan emosional yang berat bagi banyak penulis. Berinteraksi dengan komunitas penulis atau menghadiri acara literer bisa menjadi cara efektif untuk mengatasi kesepian ini.

10. Rasa tidak puas.
    Penulis sering kali merasa karyanya kurang sempurna, meskipun mungkin sudah cukup baik di mata orang lain. Ketidakpuasan ini bisa menjadi bahan bakar untuk terus meningkatkan kualitas karya, tetapi juga bisa menjadi penghalang jika tidak dikelola dengan baik.

11. Konflik batin.
    Terdapat ketegangan antara keinginan untuk mengekspresikan diri secara bebas dan kebutuhan untuk memenuhi selera pasar. Seorang penulis harus menemukan keseimbangan antara kedua hal ini agar bisa tetap jujur pada dirinya sendiri sekaligus relevan bagi pembaca.

Godaan dari Luar Diri

1. Distraksi.
   Gangguan dari lingkungan sekitar, seperti notifikasi ponsel atau suara bising, bisa mengganggu fokus seorang penulis. Menciptakan ruang kerja yang tenang dan bebas dari gangguan adalah langkah penting untuk menjaga produktivitas.

2. Ekspektasi orang lain.
   Tekanan untuk memenuhi harapan orang lain, entah dari pembaca, penerbit, atau kritikus, bisa membuat seorang penulis merasa tertekan. Penting untuk tetap setia pada visi dan suara sendiri, sambil tetap terbuka terhadap masukan konstruktif.

3. Perbandingan dengan penulis lain.
   Melihat kesuksesan penulis lain bisa menimbulkan rasa minder atau iri. Namun, setiap penulis memiliki perjalanan dan waktunya sendiri. Fokuslah pada perkembangan diri dan terus berusaha untuk menghasilkan karya terbaik.

4. Godaan untuk menghasilkan karya instan.
   Terkadang, ada godaan untuk menulis sesuatu yang mudah diterima pasar tetapi kurang memiliki nilai artistik atau intelektual. Menghindari jalan pintas semacam ini adalah penting agar karya yang dihasilkan memiliki dampak jangka panjang.

5. Godaan untuk menyerah.
   Ketika menghadapi kesulitan, godaan untuk menyerah bisa sangat besar. Namun, dengan semangat pantang menyerah dan dedikasi, setiap tantangan bisa diatasi.

6. Pujian berlebihan dari keluarga dan teman.
   Pujian dari orang-orang terdekat bisa membuat seorang penulis merasa puas diri dan tidak menyadari kelemahan dalam karyanya. Kritik yang objektif dari editor atau sesama penulis bisa sangat membantu dalam memperbaiki kualitas tulisan.

7. Tekanan sosial.
   Tekanan untuk memilih pekerjaan yang lebih stabil atau menguntungkan secara finansial bisa mengalihkan fokus seorang penulis. Penting untuk tetap teguh pada panggilan menulis, dan meyakini bahwa kesuksesan akan datang dengan waktu dan usaha yang konsisten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun