Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Empati dan Kejelasan: Kunci untuk Berbicara dengan Anak Remaja yang Lebih Dekat

1 Agustus 2024   10:34 Diperbarui: 1 Agustus 2024   10:37 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empati dalam komunikasi dapat membangun kepercayaan yang mendalam, dan itu bisa dimulai dengan foto bersama. | Foto: Humas Smansa Cianjur

Empati dan Dukungan

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam konteks komunikasi dengan anak remaja, empati melibatkan menunjukkan bahwa Anda memahami perasaan mereka dan siap memberikan dukungan emosional. Tunjukkan empati dengan cara mendengarkan tanpa interupsi, memberikan respons yang penuh pengertian, dan menunjukkan bahwa Anda peduli terhadap perasaan anak.

Pendekatan Praktis:
1. Tunjukkan kepedulian secara aktif: Saat anak menghadapi masalah, tunjukkan dukungan dengan berkata, "Ayah tahu ini berat untukmu, dan ayah di sini untuk membantu."
2. Berikan dukungan emosional. Ajak anak berbicara tentang perasaan mereka dan bagaimana cara mereka menghadapinya. Misalnya, "Bagaimana perasaanmu setelah ujian? Apa yang bisa kita lakukan untuk membuatmu merasa lebih baik?"
3. Kenali usaha dan pencapaiannya. Berikan pujian yang tulus atas usaha dan pencapaian anak, bukan hanya hasil akhir. Misalnya, "Ayah sangat senang dan bersyukur dengan kerja kerasmu pada proyek ini, terlepas dari hasilnya."

Menggunakan Bahasa yang Sesuai

Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sangat mempengaruhi bagaimana pesan diterima. Orang tua harus menyesuaikan intonasi dan pemilihan kata agar anak merasa nyaman dan tidak tertekan. Hindari menggunakan bahasa yang menggurui atau merendahkan. Sebaliknya, gunakan bahasa yang mendukung dan memberikan dorongan positif.

Pendekatan Praktis:
* Pilih Kata-kata yang Membantu: Hindari kata-kata yang menekan atau menghakimi. Gunakan frasa yang mendukung seperti, "Ayah tahu ini bisa sulit, meskipun demikian kita bisa mengatasi ini bersama."
* Perhatikan Intonasi: Gunakan intonasi yang lembut dan penuh pengertian, terutama saat membahas topik yang sensitif. Ini membantu anak merasa lebih nyaman dan diterima.
* Berikan Contoh Positif: Modelkan komunikasi yang baik dengan memberikan contoh positif bagaimana Anda berbicara dengan orang lain, sehingga anak dapat meniru gaya komunikasi tersebut.

Berikan Panduan Tanpa Menggurui

Ketika memberikan nasihat atau panduan, penting untuk melakukannya dengan cara yang tidak menggurui. Berikan nasihat dengan cara yang mendukung, sehingga anak merasa dihargai dalam pengambilan keputusan mereka. Gunakan pendekatan yang kolaboratif dan ajak anak untuk berdiskusi tentang pilihan dan konsekuensi dari tindakan mereka.

Pendekatan Praktis:
* Berikan nasihat dengan bijak. Jika perlu memberikan nasihat, lakukan dengan cara yang membangun dan tidak menggurui. Misalnya, "Ayah ingin memberitahumu tentang pengalaman pribadi ayah yang mungkin membantu dalam situasi ini."
* Libatkan Anak dalam Pengambilan Keputusan: Ajak anak untuk berpikir dan merencanakan solusi bersama. Tanyakan, "Apa yang kamu pikirkan tentang solusi ini? Apakah ada hal lain yang perlu dipertimbangkan?"
* Sampaikan dengan Positif: Fokus pada solusi dan langkah-langkah positif daripada hanya pada masalah. Misalnya, "Jika kita mencoba metode ini, kita bisa melihat apakah itu membantu memperbaiki situasi."

Kesimpulan

Komunikasi yang empatik, benar, jelas, menarik, dan persuasif adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan mendalam antara orang tua dan anak remaja. Dengan mendengarkan aktif, menciptakan komunikasi terbuka, menunjukkan empati dan dukungan, menggunakan bahasa yang sesuai, dan memberikan panduan tanpa menggurui, orang tua dapat membantu anak-anak mereka merasa dihargai dan didukung. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas komunikasi tetapi juga memperkuat hubungan keluarga secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun