Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Disiplin yang Konsisten: Fondasi Kesuksesan dan Kebahagiaan Anak Anda

31 Juli 2024   17:09 Diperbarui: 31 Juli 2024   17:47 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disiplin konsisten adalah kunci keberhasilan dan kebahagiaan anak-anak kita. | Foto: newtraderu.com

Komunikasi adalah kunci dalam membangun hubungan yang sehat antara ortusis dan anak-anak. Ortusis harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Mengajak anak-anak berdiskusi tentang aturan dan konsekuensi yang berlaku di rumah dapat membantu mereka merasa dihargai dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Komunikasi yang efektif juga membantu ortusis untuk menjelaskan alasan di balik aturan yang diterapkan, sehingga anak-anak lebih mudah memahami dan menerimanya.

4. Memberikan Contoh yang Baik

Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, ortusis harus menjadi teladan dalam hal disiplin dan konsistensi. Menunjukkan sikap yang tegas namun adil, serta mematuhi aturan yang telah ditetapkan, akan memberikan contoh yang positif bagi anak-anak. Ketika ortusis menunjukkan integritas dan komitmen terhadap prinsip-prinsip yang diajarkan, anak-anak akan lebih termotivasi untuk mengikuti jejak mereka.

5. Penghargaan dan Pengakuan

Memberikan penghargaan dan pengakuan atas usaha dan prestasi anak-anak adalah cara efektif untuk memotivasi mereka. Ortusis dapat memberikan pujian tulus, hadiah kecil, atau waktu khusus untuk merayakan keberhasilan anak-anak. Penghargaan ini tidak hanya memperkuat perilaku positif, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan semangat anak-anak untuk terus berusaha.

6. Menghadapi Tantangan dengan Sabar dan Fleksibel

Menerapkan disiplin yang konsisten bukanlah tugas yang mudah. Ada kalanya dalam proses pendisiplinan anak itu diwarnai dengan drama-drama. Bila ini terjadi, tetaplah berpegang pada prinsip. Kapan harus tegas, kapan harus mentoleransi, dan kapan orang tua bersikap fleksibel.

Ortusis mungkin menghadapi tantangan, seperti perubahan suasana hati anak-anak atau situasi yang tidak terduga. Dalam menghadapi tantangan ini, ortusis perlu bersikap sabar dan fleksibel. Menerapkan pendekatan yang adaptif, sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip dasar disiplin, akan membantu anak-anak belajar untuk menghadapi perubahan dan mengembangkan ketahanan mental.

7. Menggunakan Pendekatan Positif

Disiplin tidak selalu harus berupa hukuman. Menggunakan pendekatan positif, seperti mengalihkan perhatian anak-anak dari perilaku negatif ke aktivitas yang lebih bermanfaat, dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis. Ortusis dapat menggunakan teknik seperti penguatan positif dan pengaturan batasan yang jelas untuk membantu anak-anak belajar dari pengalaman mereka.

8. Mengintegrasikan Nilai-Nilai Moral dan Etika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun