Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghitung Hari di Sekolah Tercinta: Kenangan yang Tak Terlupakan

22 Juli 2024   19:49 Diperbarui: 22 Juli 2024   20:01 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghitung hari di sekolah tercinta, setiap kenangan adalah harta abadi di hati. | Foto: Instagram @sitinur018 

"Setiap kenangan di sekolah tercinta adalah harta yang tak ternilai, menjadi bukti bahwa kita telah menjalani peran kita dengan sepenuh hati dan dedikasi. Masa pensiun bukanlah akhir, tetapi awal dari fase baru yang penuh berkah dan peluang untuk terus berbagi ilmu dan kebaikan"

Menghitung hari menuju masa pensiun seringkali menjadi momen yang penuh emosi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang telah mendedikasikan hidupnya di dunia pendidikan. Sekarang saatnya sedang menghitung hari, kok mudah menitikkan air mata. Bukan karena tidak menerima masa pensiun, tetapi karena terlampau banyak memori sekolah tercinta yang terpatri di hati.

Dalam pandangan Islam, setiap langkah yang diambil dalam kehidupan haruslah didasari oleh niat yang lurus dan tujuan yang mulia. Ketika kita merenungkan masa yang akan datang, masa pensiun, kita hendaknya tidak hanya berfokus pada akhir dari sebuah perjalanan, tetapi juga melihat kembali jalan yang telah kita tempuh. Sekolah tercinta bukan hanya sebuah tempat, tetapi sebuah ruang dimana nilai-nilai Islam, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup terpadu menjadi satu.

Sekolah: Wadah Ilmu dan Akhlak

Sekolah adalah tempat yang dirancang untuk membentuk generasi penerus yang berakhlak mulia dan berilmu tinggi. Dalam Islam, ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan kehidupan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim."

Dalam lingkungan sekolah, kita tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai ketauhidan, aqidah, dan akhlak yang mulia. Setiap ruang kelas, lorong sekolah, halaman tempat bermain, kolam besar dan angsa, hingga bunga flamboyan, memberi banyak kenangan tersendiri. Semua itu, menjadi saksi bisu dari perjuangan dan dedikasi kita dalam mencetak generasi terbaik.

Menghitung Hari Menuju Pensiun

Saat ini, kita tengah menghitung hari menuju masa pensiun. Setiap detik yang berlalu membawa kita semakin dekat pada akhir dari sebuah fase. Namun, air mata yang mudah menitik bukanlah tanda ketidakikhlasan, melainkan refleksi dari cinta yang mendalam terhadap setiap momen yang telah dilewati.

Kenangan bersama para siswa, rekan kerja, dan seluruh civitas akademika menjadi harta yang tak ternilai. Setiap senyuman, tawa, dan bahkan tangisan yang pernah kita alami di sekolah tercinta, adalah bukti bahwa kita telah menjalani peran kita dengan sepenuh hati.

Kenangan di Hati: Warisan Tak Ternilai

Kenangan adalah warisan tak ternilai yang akan terus hidup dalam hati kita. Setiap momen indah dan penuh makna di sekolah tercinta akan selalu terukir dalam ingatan. Dalam Islam, mengingat kebaikan dan mengambil hikmah dari setiap kejadian adalah bagian dari proses pembelajaran yang berkelanjutan.

Kenangan-kenangan ini adalah bukti nyata bahwa kita telah menjalani tugas kita sebagai pendidik dengan baik, dan ini adalah sesuatu yang harus kita syukuri.

Menghadapi Masa Pensiun dengan Bijaksana

Masa pensiun bukanlah akhir dari segalanya. Ini adalah awal dari fase baru dalam kehidupan kita. Sebagai seorang insan pembelajar, saya ingin mengingatkan bahwa setiap akhir adalah awal yang baru. Masa pensiun memberikan kita kesempatan untuk merenungkan kembali perjalanan hidup, mengevaluasi diri, dan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki. Masa ini juga bisa menjadi waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak ibadah, dan berbagi ilmu serta pengalaman dengan generasi muda.

Dalam menghadapi masa pensiun, marilah kita tetap berpegang pada prinsip-prinsip Islam yang mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, bersabar, ridha, dan bersukur dengan ketetapan Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 286, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Setiap fase dalam kehidupan ini telah ditetapkan oleh Allah dengan hikmah, dan tujuan yang baik.

Ada banyak kisah dan cerita indah di sekolah kita | Foto: Instagram @sitinur018
Ada banyak kisah dan cerita indah di sekolah kita | Foto: Instagram @sitinur018

Penutup

Sekolah tercinta, menghitung hari menuju pensiun, dan kenangan di hati adalah bagian dari perjalanan hidup yang penuh berkah. Setiap langkah yang telah kita ambil adalah bagian dari upaya kita dalam menunaikan amanah sebagai pendidik dan hamba Allah. Semoga masa pensiun ini menjadi masa yang penuh berkah, memberikan kita kesempatan untuk lebih banyak beribadah, berbagi ilmu, dan terus memberikan manfaat bagi umat.

Dengan penuh rasa syukur dan harapan, marilah kita sambut masa pensiun ini dengan hati yang ikhlas, senyuman, dan doa. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kekuatan, kesabaran, dan kebijaksanaan dalam setiap langkah kita. Aamiin ya Allah ya robbal alamin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun