Dan yang lebih lucu lagi, ada juga yang mencantumkan gelar ustad agar dipanggil kyai ustad. Saya tanya, "Kenapa harus pakai gelar ustad segala?" Dia jawab, "Biar kalau ceramah salah, jamaah tetap mikir saya pintar!"
Kartu Nama Dilipat Dua Kali
Bayangin, ada pejabat yang gelarnya panjang banget sampai-sampai tiap kali ditulis di kartu nama, kertasnya harus dilipat dua kali! Saya tanya, "Kenapa gelarnya banyak banget, Pak?" Dia jawab, "Biar kalau ketemu orang baru, mereka langsung pusing duluan dan nggak sempat nanya hal-hal susah!"
Bingung dengan Gelarnya Sendiri
Lucunya, ada politisi yang gelarnya banyak banget sampai bingung sendiri. Pas ditanya, "Gelar Anda apa aja, Pak?" Dia jawab, "Ehm... Tunggu, saya cek kartu nama dulu."
Gelar Itu Tanggung Jawab, Bukan Status
Mereka suka bilang, "Gelar itu tanggung jawab, bukan hanya status." Tapi kenapa ya, kok saya sering lihat pejabat yang lebih sibuk cari gelar daripada mengurus tanggung jawabnya sendiri?
Kesimpulan
Di era di mana gelar dianggap sebagai simbol status dan prestise, penting bagi kita untuk mengingat esensi sebenarnya dari gelar akademik. Gelar seharusnya mencerminkan kompetensi dan tanggung jawab, bukan sekadar pajangan atau alat untuk mencari pengakuan.
Desakralisasi gelar perlu dilakukan agar kita lebih fokus pada kualitas dan tanggung jawab nyata, bukan pada atribut kosong.
Penutup