Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ancaman terhadap Kedaulatan: Bahaya Meningkatkan Rasio Utang Negara

13 Juli 2024   06:18 Diperbarui: 13 Juli 2024   06:18 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hindari utang ribawi, raih kesejahteraan dengan syariah. | Foto: riksgalden.se

Penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Islamic Economics and Finance Studies Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020), halaman 62 hingga 81, tentang "Tinjauan Hutang Negara dalam Perspektif Islam", menunjukkan bahwa utang luar negeri memiliki kontribusi negatif terhadap pendapatan per kapita. Rasio utang terhadap PDB yang berada pada kisaran 35-45% memiliki dampak buruk terhadap pendapatan per kapita. Semakin besar rasio utang, semakin rendah pendapatan per kapita, yang pada akhirnya mengurangi kesejahteraan masyarakat.

Perspektif Islam tentang Riba

Islam dengan tegas melarang riba (bunga) dalam segala bentuknya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an (Q.S. Al-Baqarah 2: 275) bahwa riba adalah sesuatu yang diharamkan. Dalam konteks pinjaman luar negeri, bunga sering kali dianggap sebagai riba, yang melanggar prinsip-prinsip syariah dan memberikan dampak negatif yang signifikan pada perekonomian.

Dampak negatif utang ribawi terhadap kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari beberapa perspektif:

1. Ketergantungan yang berlebihan. Utang ribawi dapat membuat negara tergantung pada pemberi hutang, yang dapat mengakibatkan kehilangan kebebasan dalam mengatur kebijakan ekonomi. Hal ini dapat menyebabkan negara menjadi terjajah secara ekonomi dan tidak dapat mengambil keputusan yang independen.

2. Biaya bunga yang tinggi. Bunga ribawi yang tinggi dapat menambah beban utang dan membebani anggaran pemerintah. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menimbulkan beban yang berat bagi generasi berikutnya untuk membayar hutang tersebut.

3. Inflasi dan harga yang tinggi. Bunga ribawi dapat menyebabkan inflasi, yang diakibatkan oleh biaya uang yang semakin tinggi. Semakin tinggi suku bunga, semakin tinggi pula harga yang akan ditetapkan pada suatu barang. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dengan membuat barang-barang menjadi lebih mahal.

4. Kesulitan dalam pembayaran. Dengan rendahnya tingkat penerimaan peminjam dan tingginya biaya bunga, peminjam tidak pernah dapat keluar dari ketergantungan. Bila bunga atas utang tersebut dibungakan, akan terjadi utang yang terus-menerus, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam pembayaran.

5. Akhlak dan jiwa pelakunya. Memakan riba dapat memberikan dampak negatif bagi akhlak dan jiwa pelakunya. Riba dianggap sebagai akhlak kaum jahiliyah, yang dapat merusak moral dan etos kerja masyarakat.

6. Kerjasama yang tidak adil. Dalam praktiknya, pemberian hutang luar negeri sering kali tidak adil dan tidak berimbang. Tawar-menawar yang terjadi sering kali sangat bias ke arah pemberi hutang, yang dapat merugikan negara penerima.

Dengan demikian, utang ribawi dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat, termasuk ketergantungan yang berlebihan, biaya bunga yang tinggi, inflasi, kesulitan dalam pembayaran, akhlak yang rusak, dan kerjasama yang tidak adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun