Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Transformasi Integritas Total: Solusi Mengatasi Kegagalan Revolusi Mental

11 Juli 2024   11:59 Diperbarui: 11 Juli 2024   11:59 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Integritas yang kuat adalah fondasi bagi masa depan Indonesia. | Image: triplecrownleadership.com

"Transformasi Integritas Total bukan sekadar slogan, tetapi sebuah keharusan untuk membangun Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur."

Dalam menghadapi tantangan besar yang dihadapi bangsa kita, sudah saatnya kita memandang ulang pendekatan-pendekatan yang kita gunakan untuk memajukan negeri ini. Salah satu pendekatan yang selama ini sering disuarakan adalah Revolusi Mental. 

Namun, seiring berjalannya waktu, banyak pihak menilai bahwa Revolusi Mental belum memberikan dampak yang diharapkan. Kini, saatnya kita beralih pada suatu konsep yang lebih mendalam dan menyeluruh: Transformasi Integritas Total.

Mengapa Revolusi Mental Dinilai Gagal?

Revolusi Mental adalah sebuah gerakan yang digagas untuk mengubah cara berpikir, cara bekerja, dan cara hidup bangsa Indonesia dengan menekankan pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong.

Presiden Soekarno pada tahun 1957 memperkenalkan konsep ini dengan harapan menggembleng manusia Indonesia agar menjadi pribadi yang berhati putih, berkemauan baja, dan berjiwa merdeka.

Presiden Joko Widodo pun sering menyinggung pentingnya revolusi mental dalam pidato-pidatonya.

Namun, tantangan besar yang dihadapi dalam pelaksanaannya meliputi:

1. Merosotnya wibawa negara. Wibawa negara kita mengalami penurunan, menunjukkan bahwa Revolusi Mental belum mampu memperkuat fondasi ini.

2. Merebaknya intoleransi. Semakin meningkatnya intoleransi di masyarakat, yang bertentangan dengan nilai gotong royong dan kebersamaan.

3. Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional. Kondisi ekonomi yang tidak stabil menunjukkan bahwa nilai etos kerja dan kemajuan belum sepenuhnya terinternalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun